Rabu, 27 April 2016

teknik-tekni humas


TEKNIK-TEKNK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN
DAN MASYARAKAT



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd





oleh
Fauzi Firmansyah Putra          140131603034
Icmi Noorwihenrita W. W.     140131603088
Sheila Fransisca F.                  140131602795










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari 2016


DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i

BAB I   PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.  Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II  PEMBAHASAN
A. Pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat............ 3
B.  Tujuan penggunaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat......................... 3
C.  Manfaat teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat................
D. Teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat................. 5
E.  Hambatan pelaksanaaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.................. 16
F.   Upaya-upaya dalam menanggulangi hambatan pelaksanaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat........................................................................................... 16

BAB III  PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 18

DAFTAR RUJUKAN................................................................................................ 19



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan tidak akan leppas dari pengaruh masyarakat sekitar tempat dimana lembaga pendidikan tersebut berada. Teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan  untuk meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong  minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah menurut Purwanto (1995) dalam Benty dan Gunawan (2015).
Masyarakat disekitar lembaga pendidikan hendaknya bekerjasama dengan sekolah demi kesadaran akan pentingnya pendidikan terutama pelaksanaan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan. Dengan adanya kerjasama antara lembaga pendidikan dan masyarakat diharapkan dapat mencapai tujuan yang disepakati bersama. Selain dapat mencapai tujuan bersama, diharapkan agar kedua belah pihak dapat merasakan manfaat yang dihasilkan dari kerjasama tersebut.
Dalam pencapaian tujuan maupun dalam menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak diperlukan teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat dalam pelaksanaannya. Adapun teknik-teknik tersebut bermacam-macam salah satunya seperti menurut Hymes dalam Indrafachrudi (1994:66) yang menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu: teknik pertemuan kelompok (group meeting), teknik tatap muka (face to face), observasi dan partisipasi (observation and partisipation), dan surat menyurat dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan Selain perlu mengetahui teknik-teknik dalam menjalin komunikasi antara lembaga pendidikan dan sekolah, akan lebih baik jika mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat (Benty dan Gunawan, 2015).
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
2.      Apa tujuan penggunaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
3.      Apa manfaat teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
4.      Apa saja teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
5.      Apa saja hambatan pelaksanaaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
6.      Bagaimana upaya-upaya dalam menanggulangi hambatan pelaksanaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?

C.    TUJUAN
1.      Memahami pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
2.      Memahami tujuan penggunaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
3.      Mengetahui manfaat teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
4.      Mengetahui teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
5.      Mengetahui hambatan pelaksanaaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
6.      Mengetahui upaya-upaya dalam menanggulangi hambatan pelaksanaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Menurut Purwanto dalam Benty dan Gunawan (2015), menyatakan bahwa teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan  untuk meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong  minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah. Tanpa bantuan dari masyarakat sebuah lembaga pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik dan tanpa adanya program yang baik maka sebuah lembaga pendidikan akan gagal mencapai tujuannya. Oleh sebab itu penggunaan teknik-teknik dalam menjalin hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangatlah diperlukan bukan hanya untuk kepentingan lembaga pendidikan itu sendiri melainkan juga akan sangat berguna untuk masyarakat.

B.     TUJUAN PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Maisyaroh  dalam Benty dan Gunawan (2015) menyatakan bahwa masyarakat perlu membantu penyelenggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Elsbree dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia dalam Benty dan Gunawan (2015), mengemukakan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di dalam masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang kehidupan bermasyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu antara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan program-program sekolah ke arah lebih maju; dan (6) mampu menumbuhkan kreativitas serta dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua belah pihak bisa menjadi lebih aktif dan dinamis. Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

C.    MANFAAT PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat menurut Pidarta dalam Benty dan Gunawan akan menghasilkan suatu manfaat, yaitu: (1) pengadaan sarana dan prasarana lebih mudah karena dana bisa terealisasi dengan adanya kerjasama tersebut; (2) lebih mudah dalam merencanakan program pengembangan sekolah sesuai dengan keinginan masyarakat dan kemampuan sekolah; (3) menjalin silaturahmi antara sekolah dan masyarakat agar terjadi kerukunan sehingga adanya dukungan dari masyarkat; dan (4) dengan adanya dukungan dari masyarakat program pengembangan sekolah bisa terlaksana melalui kerjasama.
Menurut Widyana (2011) manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut:
1.        Bagi Masyarakat:
a.       Tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya
b.      Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan.
c.       Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.
d.      Melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah.

2.        Bagi Sekolah:
a.        Memperbesar dorongan, mawas diri.
b.      Memudahkan memperbaiki pendidikan.
c.       Memperbesar usaha meningkatkan profesi staf.
d.      Konsep masyarakat tentang guru menjadi benar.
e.       Mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut.
f.       Mendapat dukungan moral dari masyarakat.
g.      Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat.
h.      Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat.
i.        Memudahkan pemanfaatan narasumber.

D.    TEKNIK-TEKNIK PENYELENGGARAN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
 Ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penerapan teknik yang berhasil harus memerhatikan komitmen masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan sadar dan paham bahwa pendidikan mutllak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Hymes dalam Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan (2015),  menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokan menjadi empat yaitu:
1.      Teknik Pertemuan Kelompok (Group Meeting)
Teknik pertemuan kelompok dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat dan sebagainya. Orang yang dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru, staf tata usaha, tokoh masyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan lain, dan sebagainya.
2.      Teknik Tatap Muka (Face to Face)
Teknik tatap muka dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat secara individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua atau wali siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama agar kemampuannya dapat berkembang secara maksimal.
3.      Observasi dan Partisipasi (Observation and Partisipation)
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam metode ini adalah:
a.       Orang Tua sebagai Pengamat (Parents as Observer)
Orang tua dalam teknik ini, mengamati perkembangan anak-anaknya dan membandingkannya dengan perkembangan anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu akan mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya. Hal ini dapat membangkitkan langkah-langkah baru. Semakin lama orang tua mengamati perkembangan pendidikan anaknya, semakin banyak pula orang tua mengetahui perkembangan dan perubahan anaknya dan semakin banyak pula upaya perbaikan dan pembinaan.
b.      Orang Tua sebagai Peserta (Parent as Participant)
Teknik ini adalah kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi yang kemudian ditingkatkan dalam kegiatan sekolah. Orang tua dalam teknik ini, diikutsertakan dalam proses pendidikan, misalnya menjadi narasumber matapelajaran atau keterampilan tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.\
c.       Ibu Pembantu Kelas (Room Mother)
Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan (2015) menyatakan bahwa ibu pembantu kelas (room mother) adalah perwakilan salah seorang orang tua peserta didik untuk ikut bertugas membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar peserta didiknya, misalnya mempersiapkan kapur tulis, absensi, dan sebagainya. Tujuannya ialah sebagai penghubung antara sekolah dan kelompok orang tua peserta didik tersebut. Hal yang harus diingat bahwa perwakilan orang tua peserta didik bukanlah pelayan, ia adalah wakil orang tua yang punya kedudukan yang sama dengan guru.

4.      Surat Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan.
Surat menyurat sudah lazim dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan. Selain biaya yang cukup murah, teknik ini dianggap mampu dilakukan setiap lembaga yang sederhana maupun lembaga yang sudah besar perkembangannya. Sementara itu Layanan Riset Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar Alexandria dalam Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015), merumuskan berbagai teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan. Teknik yang dimaksud adalah:
a.       Layanan Masyarakat
Pihak lembaga pendidikan mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan menganalisis apa yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b.      Program Pemanfaatan Alumni Sekolah
Para senior sekolah (alumni) dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah, misalnya menjadi pembicara dalam kegiatan seminar di sekolah, keberhasilannya dalam menempuh karir dapat diinformasikan kepada peserta didik agar bersemangat dalam belajarnya, dapat menentukan karier, dan meningkatkan kemampuannya sehingga bisa sukses kakak kelasnya yang telah lulus.
c.       Masyarakat Sebagai Model
Masyarakat di sekitar sekolah diundang ke sekolah untuk menjelaskan kepada siswa kiat sukses kehidupannya. Masyarakat menjadi model peserta didik di sekolah terutama masyarakat yang telah berhasil dalam kehidupannya.
d.      Open House
Lembaga pendidikan secara terbuka bersedia di observasi oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat secara langsung proses pendidikan dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan ini.
e.       Pemberian Kesempatan kepada Masyarakat
Lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk membantu kegiatan lembaga pendidikan.
f.       Pengiriman Pembicara
Anggota staf lembaga pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk mempromosikan program dan prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat pengguna lulusan atau juga bisa ke calon siswa yang akan memasuki lembaga pendidikan tersebut.
g.      Masyarakat Sebagai Sumber Informasi
Pihak lembaga pendidikan menanyakan kepada anggota masyarakat tentang isu-isu hangat terkait dengan pengembangan lembaga, hasilnya dibuat semacam rekomendasi untuk pengembangan lembaga pendidikan.
h.      Diskusi Panel
Siswa, orang tua siswa, staf sekolah, dan pekerja yang lain dengan anggota masyarakat mengadakan pertemuan untuk menindaklanjuti kegiatan lembaga pendidikan agar semua usaha yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.
Sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam lembaga pendidikan antara lain:
a.       Laporan Pada Orang Tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi, dan kelemahan anak didik pada orang tuanya.
b.      Majalah Dan Surat Kabar Sekolah. Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali yang isinya menjelaskan tentang kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orang tua, dan peserta didik, pengumuman dan sebagainya.
c.       Pameran Sekolah. Suatu teknik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah  pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran sekolah dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan peserta didik diluar sekolah atau di sekolah.
d.      Open House. Teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang diadakan pada waktu tertentu.
e.       Kunjungan Orang Tua Peserta Didik Ke Sekolah. Orang tua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di dalam kelas, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah.
f.       Kunjungan Ke Rumah Peserta Didik. Kunjungan ke rumah orang tua peserta didik merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak.
g.      Laporan Tahunan. Laporan ini dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat pendidikan lebih atas yang berisikan tantang kegiatan-kegiatan sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan sebagainya.
h.      Organisasi Perkumpulan Alumni. Merupakan suatu alat yang sangat baik untuk diberdayakan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
i.        Kegiatan Ekstrakurikuler. Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat, seperti sepak bola, drama, pramuka dan sebagainya.
Selain teknik-teknik tersebut, Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015) komunikasi yang efektif dengan masyarakat di sekitar sekolah merupakan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat, yaitu: (1) memberdayakan orang-orang kunci, yakni orang-orang yang mampu mempengaruhi dan dianut orang lain, apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang kunci biasanya dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat sekitar; (2) warga sekolah yang bersifat terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat, dalam hal ini memang perlu diwaspadai kritik yang mungkin ingin menjatuhkan sekolah, untuk itu penerima kritik harus selektif; (3) komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan dengan  terus menerus, agar harapan dan kebutuhan masyarakat dan sekolah dapat sejalan; dan (4) pada saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya dalam kegiatan olahraga, kesenian, atau pada saat dies natalis sekolah.
Menurut Pidarta (1988) teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut:
a.    Memakai surat kabar baik lokal maupun pusat.
b.    Dengan buletin terbitan sekolah atau kantor pendidikan.
c.    Melalui radio dan televisi.
d.   Melalui pameran pendidikan.
e.    Lewat pertunjukan-pertunjukan sekolah.
f.     Dengan mengadakan bazaar.
g.    Melalui karya wisata.
h.    Dengan pengajaran unit di Masyarakat.
i.      Dengan praktek di masyarakat.
j.      Dengan memanfaatkan nara sumber.
k.    Dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di masyarakat.
l.      Dengan mengadakan bisnis bersama.
m.  Mengadakan kegiatan sosial bersama.
n.    Dengan memelopori pembangunan di masyarakat.
o.    Melalui rapat atau musyawarah.
Sedangkan Begin dalam Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015),  mengemukakan bahwa kegiatan humas (public relations) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) external public relations (humas ke luar); dan internal public relations (humas ke dalam), sehingga hubungan sekolah dan masyarakat yang merupakan kegiatan humas juga mengenal dengan kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam. Berikut ini akan diuraikan secara rinci berbagai jenis kegiatan humas yang dipandang perlu dilaksanakan oleh sekolah, baik yang eksternal maupun yang internal.

a.      Kegiatan Eksternal
Kegiatan eksternal ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada masyarakat diluar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan berhubungan dengan masyarakat melalui perantakan media tertentu, sedangkan kegiatan eksternal dapat juga melalui media. Berikut ini diuraikan tentang program yang termasuk dalam kegiatan eksternal.
1)      Pameran
Pameran adalah pertunjukan hasil karya seni atau barang hasil produksi. Kegiatan pameran merupakan pelaksanaan fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau ekshibisi.
2)      Seminar dan konferensi
Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang diuraikan, ada baiknya jika suatu lembaga pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konferensi pers.
3)      Open house
Open house adalah sebuah acara ketika seseorang, instansi, atau lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan atau kegiatan yang sedang diselenggarakan, misalnya peninjauan gedung baru.
4)      Tari, sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisional lainnya
Peserta didik dapat menyumbangkan acara Vocal group, tari-tarian, atau sandiwara. Sekolah mungkin memiliki kelompok sandiwara, teater, atau ketoprak, sehingga suatu saat dapat dipentaskan. Para penontonnya tentu para tamu undangan, terutama orang tua peserta didik, pemuka masyarakat, atau masyarakat umum.
5)      Laporan
Laporan dapat dibedakan laporan lisan dan laporan tertulis. Adapun laporan yang dimaksudkan disini adalah laporan tertulis. Wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar peserta  didik melalui raport. Kemudian, raport tersebut diteruskan kepada orang tua peserta didik agar mereka mengetahui prestasi belajar putra-putri mereka.
6)      Pakaian seragam
Pakaian seragam sangat penting bagi sekolah karena dengan seragam akan tampak harmonis, serasi, sejajar, serta tidak terlihat perbedaan kaya dan miskin. Sehingga dapat dibayangkan seandainya para peserta didik dibebaskan dari pakaian seragam, maka perbedaan di antara mereka tampak jelas. Hal ini dapat mengakibatkan proses pergaulan peserta didik menjadi kurang kondusif. Sekolah dengan memiliki seragam khas akan menjadi nilai lebih bagi sekolah, sebab seragam khas sekolah merupakan cerminan dari sekolah sendiri.
7)      Company profile (profil lembaga pendidikan)
Merupakan buku yang memberikan informasi tentang profil dari lembaga pendidikan. Daftar isi dari company profile, adalah (1) pendahuluan; (2) kata pengantar atau sambutan dari kepala sekolah; (3) historis dan struktur organisasi lembaga pendidikan; (4) produk barang atau jasa yang ditampilkan; (5) kinerja dan manajemen pendidikan; (6) nilai aset yang dimiliki; (7) pengembangan pendidikan serta sumber daya manusia; (8) prospek dan tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan saat sekarang dan di masa yang akan datang; dan (9) daftar kantor cabang, alamat, atau telepon.
8)      Special event (kegiatan khusus dalam humas)
Merupakan program kerja dan pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan informasi secara langsung (tatap muka) yang dapat dikemas berbentuk suatu media humas, baik untuk mewakili sekolah maupun tentang pengenalan dan pengetahuan tentang sekolah atau mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyarakat sebagai khalayak sasaran.
9)      Pertemuan dan musyawarah
Pertemuan dan musyawarah dapat diselenggarakan secara intern, misalnya kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan tata usaha, atau kepala sekolah dengan peserta didik. Namun pertemuan dan musyawarah dapat bersifat ekstern dan mengikutsertakan pihak luar, seperti pemuka masyarakat, organisasi sosial, dan orang tua peserta didik.
10)  Kunjungan ke rumah (home visit)
Kunjungan ke rumah lazimnya dilakukan oleh para guru dengan berkunjung ke rumah orang tua peserta didik (wali), misalnya untuk mengetahui masalah atau seluk-beluk peserta didik. Untuk mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, ataupun kepala sekolah dapat mengetahui dari orang tua peserta didik agar orang tua turut membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi peserta didik. Hal-hal seperti itu dapat ditempuh dengan cara home visit.
11)  Pawai atau karnaval
Secara langsung atau tidak langsung, sebenarnya karnaval merupakan sebuah pameran, misalnya peserta didik menyumbangkan kelompok drum band dalam karnaval peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Sekolah dengan menampilkan kelompok drum band berarti telah berupaya membangun citra dan nama baik sekolah terhadap masyarakat.
b.      Kegiatan Internal
Kegiatan internal ini merupakan publisitas ke dalam dan sasarannya tidak lain adalah warga sekolah yang bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa. Kegiatan internal bertujuan untuk: (1) memberi penjelasan tentang kebijakan penyelenggaraan, situasi, dan perkembangan sekolah; (2) menampung saran-saran dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah; dan (3) dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerjasama antara warga sekolah sendiri. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis kegiatan internal yang lazim digunakan para praktisi humas di lembaga pendidikan.
1)      Diskusi
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah tertentu yang dihadapi sekolah dan masyarakat, terutama berkaitan dengan upaya pengembangan kemampuan siswa, pembinaan sikap siswa, dan sebagai wahana menyamakan persepsi antara sekolah dan masyarakat.
2)      Film
Sekolah dalam hal ini memutarkan film yang bersifat edukatif dan bermanfaat bagi peserta didik seperti film sejarah, pengaruh narkotika dan sebagainya. Peserta didik dalam media film, diharapkan menyadari pentingnya film yang bernafaskan pendidikan.
3)      Tanya jawab
Lazimnya bimbingan di sekolah dilaksanakan melalui Tanya jawab dengan guru pembimbing. Setiap tanya jawab harus memberikan kesan tertentu, baik bagi peserta didik maupun pembimbing.
4)      Papan informasi
Papan informasi adalah tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di lembaga pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga pendidikan secara tertulis, seperti edaran dan sebagainya, menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015).
5)      Papan foto
Papan foto untuk menempelkan foto-foto kegiatan di lingkungan unit kerja lembaga pendidikan yang di dokumentasikan staf humas.
6)      Kotak saran
Dibuat untuk memperoleh dan menampung berbagai masukan dan saran dari tenaga pengajar, peserta didik, karyawan tentang kebijakan lembaga pendidikan yang telah berjalan.
7)      Stasiun radio sendiri
Stasiun radio tepat sebagai media hubungan pimpinan dan staf. Sangat strategis menyampaikan informasi tentang kebijakan lembaga, program yang akan dilaksanakan, serta membina hubungan yang harmonis antara pemimpin dan staf atau sesama staf.
8)      Komunikasi tatap muka
Merupakan media interpersonal antara pimpinan (pihak humas) dengan para tenaga kependidikan, tenaga pendidikan, dan peserta didik.
9)      Acara kekeluargaan
Berbagai kegiatan dan acara tidak resmi, seperti arisan keluarga dan rekreasi atau piknik seluruh karyawan beserta anggota keluarganya. Tujuannya meningkatkan dan membina hubungan harmonis antara sesame warga sekolah.
10)  Klub sosial
Lazimnya pada lembaga pendidikan yang mapan, terdapat klub-klub sosial yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas guna mempererat hubungan antara pihak pimpinan dan anggotanya, guru, dan peserta didik.
11)  Literatur pengenalan atau informasi
Literatur pengenalan adalah berbagai macam naskah, materi, atau buklet yang berisikan riwayat singkat lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, struktur manajemen, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru, menurut Nasution (2010:118) dalam Benty dan Gunawan (2015).
12)  Jaringan telepon internal
Melalui telepon setiap staf di lembaga pendidikan dapat menyampaikan gagasannya mengenai berbagai hal. Kebiasaan pemikiran dan penyampaian ide-ide baru bisa dirangsang melalui penyediaan paket insentif.

E.     HAMBATAN-HAMBATAN TEKNIK HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Pidarta dalam Benty dan Gunawan (2015) menyatakan dalam menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat pastinya tidak selalu berjalan lancar seperti apa yang diharapkan, tentunya ada beberapa kendala mendasar yang juga sangat berdampak pada keharmonisan hubungan tersebut, sehingga hubungan antara sekolah dan masyarakat menjadi tidak lancar dan kendalanya adalah:
1.      Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana seharusnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun.
2.      Kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat/wali murid dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarkat tetapi memaksakan keinginannya pada masyarakat/wali murid. Sekolah dalam hal ini harus mengetahui hambatan-hambatan tersebut untuk meminimalisasi pengaruh yang negatif terhadap upaya pengembangan sekolah.

F.     UPAYA-UPAYA DALAM MENANGGULANGI HAMBATAN PELAKSANAAN TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Penanggulangan maupun pencegahan terjadinya hambatan dalam pelaksanaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat pada dasarnya mengacu pada prinsip-prinsio peningkatan partisipasi masyarakat. Upaya-upaya penyelesaian kendala/hambatan yang ada adalah sebagai berikut:
1.       Sekolah harus memberikan informasi yang terpadu kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui seluruh program-program yang di adakan sekolah. Hal ini sesuai dengan prinsip peningkatan partisipasi masyarakat yaitu keterpaduan seperti yang dijelaskan Mulyono dalam Benty dan Gunawan (2015).
2.       Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dilakukan secara terus menerus, sehingga masyarakat tudak akan beranggapan bahawa mereka hanya dibutuhkan pada saat pembiayaan saja. Hal ini sesuai dengan prinsip peningkatan partisipasi masyarakat yaitu berkesinambungan menurut Mulyono dalam  Benty dan Gunawan (2015).
3.       Setiap program yang diadakan oleh sekolah harus menyesuaikan karakteristik masyarakat dengan cara mengkonsultasikan dengan tokoh masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip peningkatan partisipasi masyarakat yaitu kesesuaian menurut Mulyono dalam  Benty dan Gunawan (2015).
4.       Dalam melaksanakan hubungan tersebut, tidak hanya membahas financial sekolah melainkan membahas secara kompleks masalah pendidikan yang terkait dengan pengembangan sekolah secara akurat dan up to date. Hal ini sesuai dengan prinsip peningkatan partisipasi masyarakat yaitu menyeluruh menurut Mulyono (2010) dalam  Benty dan Gunawan (2015).


BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Masyarakat diharapkan sadar dan paham bahwa pendidikan mutllak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Hymes dalam Indrafachrudi (1994:66) menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu: teknik pertemuan kelompok (group meeting), teknik tatap muka (face to face), observasi dan partisipasi (observation and partisipation), dan surat menyurat dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan (Benty dan Gunawan, 2015).



DAFTAR RUJUKAN



Benty, D. D. N., dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Malang: Penerbit UM Press.

Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Pidarta, M. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Bina Aksara.

Widyana, A. 2011. Hubungan Antara Sekolah dan Masyarakat, (Online), (http://aminnatul-widyana.blogspot.co.id/2011/07/hubungan-antara-sekolah-dengan.html), diakses 8 Februari 2015.