TEKNIK-TEKNK
HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN
DAN
MASYARAKAT
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor
Benty, M.Pd
oleh
Fauzi Firmansyah Putra 140131603034
Icmi Noorwihenrita W. W. 140131603088
Sheila Fransisca F. 140131602795
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari
2016
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat............ 3
B. Tujuan
penggunaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat......................... 3
C. Manfaat
teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat................
D. Teknik-teknik
penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat................. 5
E. Hambatan
pelaksanaaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.................. 16
F.
Upaya-upaya dalam
menanggulangi hambatan pelaksanaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan
masyarakat........................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 18
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................ 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam
penyelenggaraan lembaga pendidikan tidak akan leppas dari pengaruh masyarakat
sekitar tempat dimana lembaga pendidikan tersebut berada. Teknik hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dengan masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta
untuk mendorong minat dan kerjasama para
anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah menurut Purwanto (1995)
dalam Benty dan Gunawan (2015).
Masyarakat
disekitar lembaga pendidikan hendaknya bekerjasama dengan sekolah demi
kesadaran akan pentingnya pendidikan terutama pelaksanaan proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan. Dengan adanya kerjasama antara lembaga
pendidikan dan masyarakat diharapkan dapat mencapai tujuan yang disepakati
bersama. Selain dapat mencapai tujuan bersama, diharapkan agar kedua belah
pihak dapat merasakan manfaat yang dihasilkan dari kerjasama tersebut.
Dalam
pencapaian tujuan maupun dalam menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak
diperlukan teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat dalam
pelaksanaannya. Adapun teknik-teknik tersebut bermacam-macam salah satunya
seperti menurut Hymes dalam Indrafachrudi (1994:66) yang menyatakan bahwa
teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat
dikelompokan menjadi empat, yaitu: teknik pertemuan kelompok (group meeting), teknik tatap muka (face to face), observasi dan
partisipasi (observation and
partisipation), dan surat menyurat dengan berbagai pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan Selain perlu mengetahui teknik-teknik dalam
menjalin komunikasi antara lembaga pendidikan dan sekolah, akan lebih baik jika
mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat (Benty dan Gunawan, 2015).
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
2. Apa
tujuan penggunaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
3. Apa
manfaat teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
4. Apa
saja teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
5. Apa
saja hambatan pelaksanaaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
6. Bagaimana
upaya-upaya dalam menanggulangi hambatan pelaksanaan teknik hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat?
C.
TUJUAN
1. Memahami
pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
2. Memahami
tujuan penggunaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
3. Mengetahui
manfaat teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
4. Mengetahui
teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
5. Mengetahui
hambatan pelaksanaaan teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
6. Mengetahui
upaya-upaya dalam menanggulangi hambatan pelaksanaan teknik hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Menurut Purwanto dalam
Benty dan Gunawan (2015), menyatakan bahwa teknik hubungan lembaga pendidikan
dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan
pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk
mendorong minat dan kerjasama para
anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah. Tanpa bantuan dari
masyarakat sebuah lembaga pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik dan
tanpa adanya program yang baik maka sebuah lembaga pendidikan akan gagal
mencapai tujuannya. Oleh sebab itu penggunaan teknik-teknik dalam menjalin
hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangatlah
diperlukan bukan hanya untuk kepentingan lembaga pendidikan itu sendiri
melainkan juga akan sangat berguna untuk masyarakat.
B.
TUJUAN
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Maisyaroh
dalam Benty dan Gunawan (2015) menyatakan
bahwa masyarakat perlu membantu penyelenggaraan pendidikan agar kualitas
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan
kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Elsbree
dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia dalam Benty
dan Gunawan (2015), mengemukakan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan
pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di
dalam masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai
pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang
kehidupan bermasyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu
antara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3) meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan dalam
memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan program-program
sekolah ke arah lebih maju; dan (6) mampu menumbuhkan kreativitas serta
dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua belah pihak bisa
menjadi lebih aktif dan dinamis. Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), tujuan
dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
C.
MANFAAT
PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Hubungan
yang baik antara sekolah dan masyarakat menurut Pidarta dalam Benty dan Gunawan
akan menghasilkan suatu manfaat, yaitu: (1) pengadaan sarana dan prasarana
lebih mudah karena dana bisa terealisasi dengan adanya kerjasama tersebut; (2)
lebih mudah dalam merencanakan program pengembangan sekolah sesuai dengan
keinginan masyarakat dan kemampuan sekolah; (3) menjalin silaturahmi antara sekolah dan masyarakat agar terjadi kerukunan
sehingga adanya dukungan dari masyarkat; dan (4) dengan adanya dukungan dari
masyarakat program pengembangan sekolah bisa terlaksana melalui kerjasama.
Menurut
Widyana (2011) manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.
Bagi
Masyarakat:
a. Tahu
hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan.
c. Menyalurkan
kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.
d. Melakukan
tekanan/tuntutan terhadap sekolah.
2.
Bagi
Sekolah:
a. Memperbesar dorongan, mawas diri.
b. Memudahkan
memperbaiki pendidikan.
c. Memperbesar
usaha meningkatkan profesi staf.
d. Konsep
masyarakat tentang guru menjadi benar.
e. Mendapatkan
koreksi dari kelompok penuntut.
f. Mendapat
dukungan moral dari masyarakat.
g. Memudahkan
meminta bantuan dan material dari masyarakat.
h. Memudahkan
pemakaian media pendidikan di masyarakat.
i.
Memudahkan pemanfaatan
narasumber.
D.
TEKNIK-TEKNIK
PENYELENGGARAN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Penerapan teknik yang berhasil harus memerhatikan komitmen masyarakat
terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan sadar dan paham bahwa pendidikan
mutllak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Hymes
dalam Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan (2015), menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan
hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokan menjadi
empat yaitu:
1.
Teknik
Pertemuan Kelompok (Group Meeting)
Teknik pertemuan kelompok
dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat dan sebagainya.
Orang yang dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru, staf tata usaha, tokoh
masyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan penyelenggaraan program
pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan lain, dan
sebagainya.
2.
Teknik
Tatap Muka (Face to Face)
Teknik
tatap muka dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat secara
individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang
menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua atau
wali siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan
bersama agar kemampuannya dapat berkembang secara maksimal.
3.
Observasi
dan Partisipasi (Observation and
Partisipation)
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam
metode ini adalah:
a. Orang
Tua sebagai Pengamat (Parents as
Observer)
Orang
tua dalam teknik ini, mengamati perkembangan anak-anaknya dan membandingkannya
dengan perkembangan anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu akan mengetahui
kelebihan dan kekurangan anaknya. Hal ini dapat membangkitkan langkah-langkah
baru. Semakin lama orang tua mengamati perkembangan pendidikan anaknya, semakin
banyak pula orang tua mengetahui perkembangan dan perubahan anaknya dan semakin
banyak pula upaya perbaikan dan pembinaan.
b. Orang
Tua sebagai Peserta (Parent as
Participant)
Teknik ini adalah
kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi yang kemudian ditingkatkan
dalam kegiatan sekolah. Orang tua dalam teknik ini, diikutsertakan dalam proses
pendidikan, misalnya menjadi narasumber matapelajaran atau keterampilan
tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.\
c. Ibu
Pembantu Kelas (Room Mother)
Indrafachrudi dalam Benty
dan Gunawan (2015) menyatakan bahwa ibu pembantu kelas (room mother) adalah perwakilan salah seorang orang tua peserta
didik untuk ikut bertugas membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar
peserta didiknya, misalnya mempersiapkan kapur tulis, absensi, dan sebagainya.
Tujuannya ialah sebagai penghubung antara sekolah dan kelompok orang tua
peserta didik tersebut. Hal yang harus diingat bahwa perwakilan orang tua
peserta didik bukanlah pelayan, ia adalah wakil orang tua yang punya kedudukan
yang sama dengan guru.
4.
Surat
Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan.
Surat menyurat sudah
lazim dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan. Selain biaya yang cukup murah,
teknik ini dianggap mampu dilakukan setiap lembaga yang sederhana maupun
lembaga yang sudah besar perkembangannya. Sementara itu Layanan Riset
Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar Alexandria dalam
Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015), merumuskan berbagai teknik untuk
meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan.
Teknik yang dimaksud adalah:
a. Layanan
Masyarakat
Pihak lembaga pendidikan
mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan menganalisis apa yang bisa
dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
b. Program
Pemanfaatan Alumni Sekolah
Para senior sekolah
(alumni) dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah, misalnya menjadi pembicara
dalam kegiatan seminar di sekolah, keberhasilannya dalam menempuh karir dapat
diinformasikan kepada peserta didik agar bersemangat dalam belajarnya, dapat
menentukan karier, dan meningkatkan kemampuannya sehingga bisa sukses kakak
kelasnya yang telah lulus.
c. Masyarakat
Sebagai Model
Masyarakat di sekitar
sekolah diundang ke sekolah untuk menjelaskan kepada siswa kiat sukses
kehidupannya. Masyarakat menjadi model peserta didik di sekolah terutama
masyarakat yang telah berhasil dalam kehidupannya.
d. Open House
Lembaga pendidikan secara
terbuka bersedia di observasi oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat secara
langsung proses pendidikan dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan ini.
e. Pemberian
Kesempatan kepada Masyarakat
Lembaga pendidikan
memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk membantu kegiatan
lembaga pendidikan.
f. Pengiriman
Pembicara
Anggota staf lembaga
pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk mempromosikan program dan
prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat pengguna lulusan atau juga bisa ke
calon siswa yang akan memasuki lembaga pendidikan tersebut.
g. Masyarakat
Sebagai Sumber Informasi
Pihak lembaga pendidikan
menanyakan kepada anggota masyarakat tentang isu-isu hangat terkait dengan
pengembangan lembaga, hasilnya dibuat semacam rekomendasi untuk pengembangan
lembaga pendidikan.
h. Diskusi
Panel
Siswa, orang tua siswa,
staf sekolah, dan pekerja yang lain dengan anggota masyarakat mengadakan
pertemuan untuk menindaklanjuti kegiatan lembaga pendidikan agar semua usaha
yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.
Sekolah
juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam
lembaga pendidikan antara lain:
a. Laporan
Pada Orang Tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan
pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi, dan kelemahan anak
didik pada orang tuanya.
b. Majalah
Dan Surat Kabar Sekolah. Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan
guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali yang isinya menjelaskan
tentang kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orang tua, dan peserta didik,
pengumuman dan sebagainya.
c. Pameran
Sekolah. Suatu teknik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil
kegiatan dan keadaan sekolah pada
masyarakat ialah penyelenggaraan pameran sekolah dengan membuat atau mengatur
hasil pekerjaan peserta didik diluar sekolah atau di sekolah.
d. Open House. Teknik
untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta
mengobservasi kegiatan dan hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang
diadakan pada waktu tertentu.
e. Kunjungan
Orang Tua Peserta Didik Ke Sekolah. Orang tua diberi kesempatan untuk melihat
anak-anak mereka belajar di dalam kelas, sehingga mereka memperoleh gambaran
yang jelas tentang kehidupan di sekolah.
f. Kunjungan
Ke Rumah Peserta Didik. Kunjungan ke rumah orang tua peserta didik merupakan
teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah
agar dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak.
g. Laporan
Tahunan. Laporan ini dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat
pendidikan lebih atas yang berisikan tantang kegiatan-kegiatan sekolah termasuk
kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan sebagainya.
h. Organisasi
Perkumpulan Alumni. Merupakan suatu alat yang sangat baik untuk diberdayakan
dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
i.
Kegiatan Ekstrakurikuler.
Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk
dipertunjukan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat, seperti sepak
bola, drama, pramuka dan sebagainya.
Selain
teknik-teknik tersebut, Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015) komunikasi
yang efektif dengan masyarakat di sekitar sekolah merupakan teknik yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat,
yaitu: (1) memberdayakan orang-orang kunci, yakni orang-orang yang mampu
mempengaruhi dan dianut orang lain, apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang
kunci biasanya dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat sekitar; (2) warga
sekolah yang bersifat terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat, dalam hal
ini memang perlu diwaspadai kritik yang mungkin ingin menjatuhkan sekolah,
untuk itu penerima kritik harus selektif; (3) komunikasi dengan masyarakat
perlu dilakukan dengan terus menerus,
agar harapan dan kebutuhan masyarakat dan sekolah dapat sejalan; dan (4) pada
saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya dalam kegiatan olahraga,
kesenian, atau pada saat dies natalis sekolah.
Menurut
Pidarta (1988) teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara lain
dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Memakai
surat kabar baik lokal maupun pusat.
b. Dengan
buletin terbitan sekolah atau kantor pendidikan.
c. Melalui
radio dan televisi.
d. Melalui
pameran pendidikan.
e. Lewat
pertunjukan-pertunjukan sekolah.
f. Dengan
mengadakan bazaar.
g. Melalui
karya wisata.
h. Dengan
pengajaran unit di Masyarakat.
i. Dengan
praktek di masyarakat.
j. Dengan
memanfaatkan nara sumber.
k. Dengan
memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di masyarakat.
l. Dengan
mengadakan bisnis bersama.
m. Mengadakan
kegiatan sosial bersama.
n. Dengan
memelopori pembangunan di masyarakat.
o. Melalui
rapat atau musyawarah.
Sedangkan
Begin dalam Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015), mengemukakan bahwa kegiatan humas (public relations) dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: (1) external public
relations (humas ke luar); dan internal
public relations (humas ke dalam), sehingga hubungan sekolah dan masyarakat
yang merupakan kegiatan humas juga mengenal dengan kegiatan publisitas ke luar
dan publisitas ke dalam. Berikut ini akan diuraikan secara rinci berbagai jenis
kegiatan humas yang dipandang perlu dilaksanakan oleh sekolah, baik yang
eksternal maupun yang internal.
a.
Kegiatan
Eksternal
Kegiatan eksternal ini
selalu berhubungan atau ditujukan kepada masyarakat diluar warga sekolah. Ada
dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan
tidak langsung. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan berhubungan
dengan masyarakat melalui perantakan media tertentu, sedangkan kegiatan
eksternal dapat juga melalui media. Berikut ini diuraikan tentang program yang
termasuk dalam kegiatan eksternal.
1) Pameran
Pameran adalah
pertunjukan hasil karya seni atau barang hasil produksi. Kegiatan pameran
merupakan pelaksanaan fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau
ekshibisi.
2) Seminar
dan konferensi
Guna menunjang penggunaan
berbagai macam media yang diuraikan, ada baiknya jika suatu lembaga pendidikan
menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu
bisa berupa seminar atau konferensi pers.
3) Open house
Open
house adalah sebuah acara ketika seseorang,
instansi, atau lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan
atau kegiatan yang sedang diselenggarakan, misalnya peninjauan gedung baru.
4) Tari,
sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisional lainnya
Peserta didik dapat
menyumbangkan acara Vocal group,
tari-tarian, atau sandiwara. Sekolah mungkin memiliki kelompok sandiwara,
teater, atau ketoprak, sehingga suatu saat dapat dipentaskan. Para penontonnya
tentu para tamu undangan, terutama orang tua peserta didik, pemuka masyarakat,
atau masyarakat umum.
5) Laporan
Laporan dapat dibedakan
laporan lisan dan laporan tertulis. Adapun laporan yang dimaksudkan disini
adalah laporan tertulis. Wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar peserta didik melalui raport. Kemudian, raport
tersebut diteruskan kepada orang tua peserta didik agar mereka mengetahui
prestasi belajar putra-putri mereka.
6) Pakaian
seragam
Pakaian
seragam sangat penting bagi sekolah karena dengan seragam akan tampak harmonis,
serasi, sejajar, serta tidak terlihat perbedaan kaya dan miskin. Sehingga dapat
dibayangkan seandainya para peserta didik dibebaskan dari pakaian seragam, maka
perbedaan di antara mereka tampak jelas. Hal ini dapat mengakibatkan proses
pergaulan peserta didik menjadi kurang kondusif. Sekolah dengan memiliki
seragam khas akan menjadi nilai lebih bagi sekolah, sebab seragam khas sekolah
merupakan cerminan dari sekolah sendiri.
7) Company profile (profil
lembaga pendidikan)
Merupakan buku yang
memberikan informasi tentang profil dari lembaga pendidikan. Daftar isi dari company profile, adalah (1) pendahuluan;
(2) kata pengantar atau sambutan dari kepala sekolah; (3) historis dan struktur
organisasi lembaga pendidikan; (4) produk barang atau jasa yang ditampilkan;
(5) kinerja dan manajemen pendidikan; (6) nilai aset yang dimiliki; (7)
pengembangan pendidikan serta sumber daya manusia; (8) prospek dan tantangan
yang dihadapi lembaga pendidikan saat sekarang dan di masa yang akan datang;
dan (9) daftar kantor cabang, alamat, atau telepon.
8) Special event (kegiatan
khusus dalam humas)
Merupakan program kerja
dan pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan informasi secara langsung
(tatap muka) yang dapat dikemas berbentuk suatu media humas, baik untuk
mewakili sekolah maupun tentang pengenalan dan pengetahuan tentang sekolah atau
mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyarakat sebagai
khalayak sasaran.
9) Pertemuan
dan musyawarah
Pertemuan dan musyawarah
dapat diselenggarakan secara intern, misalnya kepala sekolah dengan guru,
kepala sekolah dengan tata usaha, atau kepala sekolah dengan peserta didik.
Namun pertemuan dan musyawarah dapat bersifat ekstern dan mengikutsertakan
pihak luar, seperti pemuka masyarakat, organisasi sosial, dan orang tua peserta
didik.
10) Kunjungan
ke rumah (home visit)
Kunjungan ke rumah
lazimnya dilakukan oleh para guru dengan berkunjung ke rumah orang tua peserta
didik (wali), misalnya untuk mengetahui masalah atau seluk-beluk peserta didik.
Untuk mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, ataupun kepala sekolah dapat
mengetahui dari orang tua peserta didik agar orang tua turut membantu
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi peserta didik. Hal-hal seperti itu
dapat ditempuh dengan cara home visit.
11) Pawai
atau karnaval
Secara langsung atau
tidak langsung, sebenarnya karnaval merupakan sebuah pameran, misalnya peserta
didik menyumbangkan kelompok drum band
dalam karnaval peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Sekolah
dengan menampilkan kelompok drum band
berarti telah berupaya membangun citra dan nama baik sekolah terhadap
masyarakat.
b.
Kegiatan
Internal
Kegiatan internal ini
merupakan publisitas ke dalam dan sasarannya tidak lain adalah warga sekolah
yang bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa.
Kegiatan internal bertujuan untuk: (1) memberi penjelasan tentang kebijakan
penyelenggaraan, situasi, dan perkembangan sekolah; (2) menampung saran-saran
dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan
pengembangan sekolah; dan (3) dapat memelihara hubungan yang harmonis dan
terciptanya kerjasama antara warga sekolah sendiri. Berikut ini akan diuraikan
beberapa jenis kegiatan internal yang lazim digunakan para praktisi humas di
lembaga pendidikan.
1) Diskusi
Diskusi merupakan
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah tertentu yang
dihadapi sekolah dan masyarakat, terutama berkaitan dengan upaya pengembangan
kemampuan siswa, pembinaan sikap siswa, dan sebagai wahana menyamakan persepsi
antara sekolah dan masyarakat.
2) Film
Sekolah dalam hal ini
memutarkan film yang bersifat edukatif dan bermanfaat bagi peserta didik
seperti film sejarah, pengaruh narkotika dan sebagainya. Peserta didik dalam
media film, diharapkan menyadari pentingnya film yang bernafaskan pendidikan.
3) Tanya
jawab
Lazimnya bimbingan di
sekolah dilaksanakan melalui Tanya jawab dengan guru pembimbing. Setiap tanya
jawab harus memberikan kesan tertentu, baik bagi peserta didik maupun
pembimbing.
4) Papan
informasi
Papan informasi adalah
tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di lembaga
pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga pendidikan secara
tertulis, seperti edaran dan sebagainya, menurut Nasution dalam Benty dan
Gunawan (2015).
5) Papan
foto
Papan foto untuk
menempelkan foto-foto kegiatan di lingkungan unit kerja lembaga pendidikan yang
di dokumentasikan staf humas.
6) Kotak
saran
Dibuat untuk memperoleh
dan menampung berbagai masukan dan saran dari tenaga pengajar, peserta didik,
karyawan tentang kebijakan lembaga pendidikan yang telah berjalan.
7) Stasiun
radio sendiri
Stasiun radio tepat
sebagai media hubungan pimpinan dan staf. Sangat strategis menyampaikan
informasi tentang kebijakan lembaga, program yang akan dilaksanakan, serta
membina hubungan yang harmonis antara pemimpin dan staf atau sesama staf.
8) Komunikasi
tatap muka
Merupakan media
interpersonal antara pimpinan (pihak humas) dengan para tenaga kependidikan,
tenaga pendidikan, dan peserta didik.
9) Acara
kekeluargaan
Berbagai kegiatan dan acara
tidak resmi, seperti arisan keluarga dan rekreasi atau piknik seluruh karyawan
beserta anggota keluarganya. Tujuannya meningkatkan dan membina hubungan
harmonis antara sesame warga sekolah.
10) Klub
sosial
Lazimnya
pada lembaga pendidikan yang mapan, terdapat klub-klub sosial yang dilengkapi
dengan berbagai fasilitas guna mempererat hubungan antara pihak pimpinan dan
anggotanya, guru, dan peserta didik.
11) Literatur
pengenalan atau informasi
Literatur pengenalan
adalah berbagai macam naskah, materi, atau buklet yang berisikan riwayat
singkat lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, struktur manajemen, dan aneka
hal penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru, menurut Nasution (2010:118)
dalam Benty dan Gunawan (2015).
12) Jaringan
telepon internal
Melalui telepon setiap
staf di lembaga pendidikan dapat menyampaikan gagasannya mengenai berbagai hal.
Kebiasaan pemikiran dan penyampaian ide-ide baru bisa dirangsang melalui
penyediaan paket insentif.
E.
HAMBATAN-HAMBATAN
TEKNIK HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Pidarta dalam Benty dan
Gunawan (2015) menyatakan dalam menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat
pastinya tidak selalu berjalan lancar seperti apa yang diharapkan, tentunya ada
beberapa kendala mendasar yang juga sangat berdampak pada keharmonisan hubungan
tersebut, sehingga hubungan antara sekolah dan masyarakat menjadi tidak lancar
dan kendalanya adalah:
1. Kurangnya
pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah
tentang apa dan bagaimana seharusnya pengelolaan hubungan sekolah dengan
masyarakat dibangun.
2. Kurangnya
komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat sehingga tercipta
komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat/wali murid dan pada
akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarkat tetapi memaksakan keinginannya
pada masyarakat/wali murid. Sekolah dalam hal ini harus mengetahui
hambatan-hambatan tersebut untuk meminimalisasi pengaruh yang negatif terhadap
upaya pengembangan sekolah.
F.
UPAYA-UPAYA
DALAM MENANGGULANGI HAMBATAN PELAKSANAAN TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN
MASYARAKAT
Penanggulangan
maupun pencegahan terjadinya hambatan dalam pelaksanaan teknik hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat pada dasarnya mengacu pada prinsip-prinsio
peningkatan partisipasi masyarakat. Upaya-upaya penyelesaian kendala/hambatan yang
ada adalah sebagai berikut:
1. Sekolah harus memberikan informasi yang
terpadu kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui seluruh
program-program yang di adakan sekolah. Hal ini sesuai dengan prinsip
peningkatan partisipasi masyarakat yaitu keterpaduan seperti yang dijelaskan
Mulyono dalam Benty dan Gunawan (2015).
2. Hubungan sekolah dengan masyarakat harus
dilakukan secara terus menerus, sehingga masyarakat tudak akan beranggapan
bahawa mereka hanya dibutuhkan pada saat pembiayaan saja. Hal ini sesuai dengan
prinsip peningkatan partisipasi masyarakat yaitu berkesinambungan menurut
Mulyono dalam Benty dan Gunawan (2015).
3. Setiap program yang diadakan oleh sekolah
harus menyesuaikan karakteristik masyarakat dengan cara mengkonsultasikan
dengan tokoh masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip peningkatan partisipasi
masyarakat yaitu kesesuaian menurut Mulyono dalam Benty dan Gunawan (2015).
4. Dalam melaksanakan hubungan tersebut, tidak
hanya membahas financial sekolah melainkan membahas secara kompleks masalah
pendidikan yang terkait dengan pengembangan sekolah secara akurat dan up to date. Hal ini sesuai dengan
prinsip peningkatan partisipasi masyarakat yaitu menyeluruh menurut Mulyono
(2010) dalam Benty dan Gunawan (2015).
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ada banyak teknik yang
dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Masyarakat diharapkan sadar dan paham
bahwa pendidikan mutllak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat
itu sendiri. Hymes dalam Indrafachrudi (1994:66) menyatakan bahwa teknik
penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat
dikelompokan menjadi empat, yaitu: teknik pertemuan kelompok (group meeting), teknik tatap muka (face to face), observasi dan
partisipasi (observation and
partisipation), dan surat menyurat dengan berbagai pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan (Benty dan Gunawan, 2015).
DAFTAR
RUJUKAN
Benty, D. D. N., dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat.
Malang: Penerbit UM Press.
Mulyasa, E. 2007. Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Pidarta, M. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Bina Aksara.
Widyana, A. 2011. Hubungan
Antara Sekolah dan Masyarakat, (Online),
(http://aminnatul-widyana.blogspot.co.id/2011/07/hubungan-antara-sekolah-dengan.html),
diakses 8 Februari 2015.