Rabu, 30 Maret 2016

layanan khusus

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal. Layanan khusus ini sangat dibutuhkan guna menentukan masa depan dengan cara membantu mengatasi masalah-masalah yang menghambat peserta didik.


Akan tetapi seringkali BK hanya dipandang sebelah mata, yang bisa  dikatakan tidak membantu masalah speserta didik sekali pun dan hanya dipandang sebagai satpam sekolah yang selalu ingin tau masalah yang dihadapi peserta didik.
Untuk itu demi membantu pembaca memahami arti penting bimbingan dan konseling (BK) penulis akan membuka pandangan tentang BK dengan memberikan gambaran BK SMKN 02 Malang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud bimbingan dan konseling?
2.      Tujaun diadakannya bimbingan dan konseling?
3.      Apa fungsi bimbingan dan konseling?
4.      Apa prinsip bimbingan dan konseling?
5.      Apa asas bimbingan dan konseling?
C.     Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengertian bimbingan dan konseling
2.      Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling
3.      Untuk mengethui fungsi bimbingan dan konseling
4.      Untuk mengetahui prinsip bimbingan dan konseling
5.      Untuk mengetahui asas bimbingan dan konseling
D.    Landasan teori
1.      Pengertian Bimbingan Konseling di Sekolah
Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang sangat erat dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik sehari-hari istilah bimbingan selalu digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan konseling (guidance and counseling).  Konseling merupakan salah satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan tanpa konseling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa pengobatan.
2.      Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
 Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik  mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah  membantu individu dalam mencapai: (a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, (b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan individu-individu lain, (d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta  didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan  yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya
 Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan  hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan  menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya  untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan  bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal. 
 Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal  mungkin; (2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya  dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan secara tepat  dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang  tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.  Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin  atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3.      Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Fungsi-fungsi tersebut adalah : 
a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman meliputi :
1)  Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
2)  Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
3)  Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya/nilai-nilai) terutama oleh peserta didik.
b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
4.      Prisip-Prisip Bimbigan Konseling di Sekolah
Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip yaitu:
a.  Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
2. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yagn menjadi orientasi pokok pelayanan.
b.  Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.
1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
2.  Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c.  Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.
1.  Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik
2.  Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidik yang terendah sampai tertinggi
3.  Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
diarahkan yang teratur dan terarah
 d.  Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan: 
1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain
3.  Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
4.  Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan
5. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
5.      Asas-Asas Bimbingan Konseling di Sekolah
Penyelanggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas asas-asas akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan dengan membayar SPP penuh itu sendiri. Asas-asas itu sendiri ialah :
a. Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin.
b. Asas  kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki adanya kesukarelaaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
c.  Asas keterbukaan
d. Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap trerbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
e. Asas kegiatan, yatiu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
f.  Asas kemandirian, yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu : peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yagn mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
g. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya  sekarang. ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang.
h. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
i. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
j. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan dan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
k. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan  dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan  kode etik  bimbingan dan konseling.
l. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerim alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada Guru Mata Pelajaran/Praktik dan ahli-ahli lain.
m. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu. Selain asas-asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau bahkan berhenti sama sekali.
E.     Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana layanan bimbingan konseling di SMKN 02 malang kelebihan dan kekurangannya pelayanan, serta bagaimana layanan bimbingan dan konseling yang baik dan diharapkan.










BAB II
 METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif karena  peneliti menekankan pada hasil pengamatan peneliti.
B.     Kehadiran Penelitian

C.     Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian layanan khusus bimbingan dan konseling yaitu:
Nama Sekolah       : SMK Negeri 02 Malang
Alamat                  : Jalan Veteran, No 12 Malang Jawa Timur
Tanggal                 : kamis, 18 Oktober 2015       
D.    Sumber Data
Sumber data penelitian layanan khusus bimbingan dan konseling SMK Negeri 02 Malang diperoleh melalui wawancara dari salah satu guru BK yang bernama Ibu  Widya Iswara, S.Pd. selaku guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 02 malang yang masih aktif bekerja sampai sekarang
E.     Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data meliputi:
1.      Observasi yaitu metode pengumpulan data, dimana peneliti mencatat hasil informasi yang berupa pandangan siswa tentang BK SMK Negeri 02 Malang, dan melihat ruangan BK.
2.      Wawancara merupakan percakapan dengan mengajukan pertanyaan yang terstruktur kepada guru Bk SMK Negeri 02 Malang, dantanyaan tidak pertanyaan tidak terstruktur kepada salah satu siswa SMK Negeri 02 Malang.
3.      Dokumentasi yaitu cara mengumpulkan dokumentasi pendukung berupa arsip-arsip guru Bk, serta ruangan BK.
4.      Studi Pustaka dilakukan dengan mencari referensi yang sesuai dengan topic atau tema yang diteliti. Studi pustaka ini digunakan untuk menunjang kelengkapan data dalam penelitian.


F.      Analisis Data
1.      Pengumpulan data. Data dikumpulkan oleh peneliti berupa data dari hasil wawancara dengan salah satu guru BK dan salah satu murid SMK Negeri 02 malang, observasi, dokumentasi tentang arsip guru BK. Peneliti juga melakukan catatan diskripsi yang melalui apa yang peneliti lihat, apa yang peneliti dengar, apa yang peneliti rasakan, apa yang peneliti saksikan. Peneliti juga melakukan catatan refleksi yang membuat kesan, komentar, dan tafsiran dari peneliti tentang berbagai temuan yang dijumpai pada saat melakukan penelitian.
2.      Redusi Data merupakan proses pemilihan/ penyederhanaan data-data yang diperoleh dari wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Setelah melalui proses pemilihan data, maka data yang penting akan dicantumkan.
3.      Penyajian data, merupakan proses penampilan data dari semua hasil penelitianke dalam bentuk paparan naratif.
4.      Penyimpulan data yaitu membuat hasil akhir atau penariakan kesimpulan dengan mencari atau memahami makna kemudian diverivikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang tepat.
G.    Tahap-Tahap Penelitian
1.      Menetapkan fokus penelitian
2.      Menentukan setting dan subjek penelitian
3.      Pengumpulan data, pengelolahan, dan analisis data
4.      Penyajian data






BAB III
 PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
HASIL WAWANCARA
Pewancara                   : Sinta Septia Anggra
Narasumber                 : Ibu Widya Iswara, S.Pd.
Tanggal/Jam                : Kamis, 8 Oktober 2015/ 10.00 Wib.
Tempat                        : Smkn 2 Malang
Tema                           : Layanan Bimbingan Konseling

WAWANCARA

Sinta          : Bagaimana penggunaan bimbingan konseling (BK) di sekolah ini, apakah hanya peserta didik yang bermasalah atau peserta didik sering datang dengan sukarela?
Ibu Widya : Tidak, disini pelayanan kami bukan hanya untuk bagi peserta didik kami menyebutnya bukan bermasalah tetapi siswa unik. Namun pelayanan di sini untuk seluruh siswa, dan siswa-siswi disini juga tak jarang datang dengan sukarela.
Sinta          : Jika begitu siswa-siswi disini berarti sudah tidak menganggap bahwa guru BK sebagai satpam atau polisi sekolah?
Ibu Widya: Tentu tidak, di sini anggapan guru Bk sebagai satpam atau polisi sekolah sudah memudar, karena dapat dilihat dari siswa-siswi yang banyak datang untuk melakukan konsultasi dengan sukarela, dan kami juga sudah memberi pengertian bahwa disini kami berperan sebagai teman untuk peserta didik.
Sinta          : Lalu masalah apa yang sering dihadapi oleh peserta didik?
Ibu Widya : Masalah yang dihadapi bermacm-macam.Misalnya saja tentang masalah pribadi contohnya masalah pacaran, berbohong atas data orang tua serta adanya orang tua bayaran, membolos,  masalah sosial yakni hubungan terhadap teman,  seperti bertengkar, masalah dengan guru maupun cara bersosialisasi yang lainnya. Masalah di sekolah baik tentang mata pelajaran yang menurut peserta didik sulit ataupun menghambat dan masalah tentang pengembangan karir.
Sinta          : Bagaimana penyelesaian masalah tersebut?
Ibu Widya : Penyelesaian masalah tersebut apabila masalah pribadi seperti membolos, data palsu seperti tanda tangan orang tua maupun orang tua bayaran, peserta didik tersebut dipanggil untuk diberikan arahan atau bimbingan. Selain itu juga memberikan motivasi dan penyadaran untuk tidak melakukan hal atau perbuatan tersebut. Namun jika peserta didik tersebut mengulangi perbuatannya berulang-ulang, kami tentuntanya memberikan berupa Surat Peringatan pertama hingga ketiga. Baru kemudian kami melakukan home visit untuk bekerja sama dengan orang tua siswa.
Sinta          : Bagaimana pelayanan BK terhadap peserta didik baik yang unik maupun tidak?
Ibu Widya : Untuk siswa unik seperti yang tadi di jelaskan kami memanggil siswa tersebut untuk diberikan arahan dan pengertian terhadap pelanggarannya. Namun utnuk peserta didik yang tidak bermasalah kami masuk ke kelas setiap hari 30 menit untuk memberikan informasi dan orientasi kepada peserta didik.
Sinta          : Bagaimana dengan personil di layanan BK apakah cukup untuk melakukan layanan konseling ?
Ibu Widya : Personil atau tenaga kerja BK total berjumlah 8 orang dengan 5 orang perempuan dan 3 orang laki-laki dengan jumlah peserta didik sekitar ±1.300 siswa. Dilihat dari personil dan jumlah peserta didik tersebut perbandingannya yaitu 1:150 dengan kata lain tentu kami masih mengalami kesulitan atau kualahan untuk mengatasi masalah peserta didik yang heterogen.
Sinta          : Apakah ada upaya untuk penanganan masalah tersebut ?
Ibu Widya : Kami sudah pernah komplain untuk penambahan jam pelayanan BK, yakni disini kami berangkat ke sekolah lebih awal dan pulang paling akhir untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Sinta          : Apakah ada trik untuk menarik peserta didik agar mau datang ke ruang BK?
Ibu Widya : Mungkin di sini selain kami menerapkan pelayanan yang ramah dan menyenangkan, kami juga memfasilitasi peserta didik agar nyaman mulai dari sarana dan prasarana, warna cat yang cerah dan lingkungan yang bersih.
Sinta          : Apakah ada bentuk pengawasan dari layanan BK terhadap peserta didik?
Ibu Widya : Pasti. Kami melakukan pengawasan dengan melihat presensi siswa setiap hari serta pengawasan langsung dari memasuki kelas tersebut.
Sinta          : Apakah selain pelayanan individu juga terdapat pelayanan lain?
Ibu Widya : Terdapat beberapa pelayanan yang diberikan kepada peserta didik, seperti layanan individu, layanan kelompok, layanan bimbingan belajar, layanan teman sebaya, home visit, observasi dan layanan inklusif.
Sinta          : Apakah terdapat pelayanan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus?
Ibu Widya : Tentu ada. Terdapat layanan inklusif dan ruang khusus untuk peserta didik tersebut. Seperti autis, tuna rungu dan tuna wicara.
Sinta          : Bagaimana pelayanan untuk peserta didik berkebutuhan khusus tersebut ?
Ibu Widya : Pelayanan tersebut yaitu setiap 1 guru melakukan pelayanan kepada 5 siswa berkebutuhan khusus dari psikologi.
Sinta          : Apakah ada kerja sama baik dengan lingkungan internal sekolah maupun luar sekolah terhadap pemberian pelayanan BK?
Ibu Widya : Tentu ada. Pelayanan BK disini kami mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari dalam maupun luar sekolah. Di dalam sekolah kami bekerja sama dengan TATIB karena memang BK dan TATIB tidak dijadikan sebagai satu kesatuan. Selain itu juga bekerja sama dengan bagian kesiswaan dan wali kelas masing-masing maupun guru. Di luar sekolah kami bekerja sama dengan wali murid, psikolog dan tak jarang juga bekerja sama dengan BNN untuk sosialisasi masalah narkoba.
Sinta          : Apa saja manfaat adanya pelayanan BK di sekolah?
Ibu Widya : Manfaat pelayanan BK yaitu untuk sekolah dapat membantu program-program yang sudah di rencanakan oleh sekolah, untuk peserta didik dapat membantu siswa untuk berkembang secara optimal dan mandiri baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Sinta          : Apakah ada penilaian khusus pada rapor peserta didik seperti tes?
Ibu Widya : Bukan. Penilaian terhadap peserta didik bukan berupa tes tapi berupa perkembangan peserta didik itu sendiri dengan nilai alfabet. Seperti Kerajinan bernilai B, tingkah laku B dan sebagainya.
Sinta          : Bagaimana penerimaan tenaga BK di sekolah?
Ibu Widya : Ada dua cara yakni  PNS yang telah ditentukan oleh pemerintah dan GTT, melamar sendiri dengan kebijakan sekolah berupa S1.
Sinta          : Bagaimana pelaksanaan administrasi di pelayanan BK?
Ibu Widya : Pelaksanaan administrasi di pelayanan BK  tetap ada, yaitu seperti pembuatan silabus, RPP,  program tahunan, menyusun laporan konseling dan sebagainya.
Sinta          : Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan BK di sekolah ini?
Ibu Widya : Kelebihan di pelayanan BK disini yang mungkin membedakan dengan pelayanan BK pada sekolah lain yaitu yang pertama adalah luas ruangan. Di sini pelayanan BK mempunyai ruangan yang cukup luas dan memadai. Bukan hanya satu ruang saja tetapi terdiri dari beberapa ruangan. Biasanya pada sekolah lain ruangan BK yang di sediakan hanya beberapa petak atau berukuran kecil.  Sedangkan disini berbeda. Ruang BK untuk tenaga perempuan ditempatkan pada tempat yang berbeda dengan tenaga BK laki-laki. Yang kedua adalah tenaga BK atau personil BK di sini berjumlah 8 orang. Terdiri dari 5 orang tenaga BK perempuan dan 3 orang laki-laki. Program yang dilaksanakan disini juga berjalan dengan lancar.
Kekurangan di pelayanan BK disini yaitu masih banyak yang menilai bahwa kinerja pelayanan BK hanya sedikit, padahal sebenarnya penanganan atau pekerjaan yang harus dikerjakan juga kompleks.  Selain itu tenaga BK yang berjumlah hanya 8 juga masih mengalami kesulitan terhadap penanganan peserta didik yang berjumlah sekitar ±1300 siswa, sehingga secara tidak langsung perbandingan penanganan masalah terhdap peserta didik berkisar 1:150.



BAB IV PEMBAHASAN
Konseling merupakan salah satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan tanpa konseling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa pengobatan. Artinya bimbingan konseling (BK) adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Layanan BK merupakan layanan khusus yang wajib dimiliki setiap sekolah, karena BK sangat membantu terciptabya program-program sekolah serta membantu mengatasi masalah yang timbul melihat dari semua sudut pandang. Tujuan diadakannya BK yaitu untuk membantuk siswa, tenaga pendidik, bahkan sekolah dalam menselaraskan pemikiran, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Membantu program sekolah, serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Untuk itu SMKN 02 malang sangat memperhatikan layanan BK yang diberikan baik kepada siswa yang berkebutuhan khusus maupun siswa yang memiliki keadaan sebagaimana mestinya.
Layanan BK SMKN 02 malang sangat memperhatikan prinsip yang berkenaan dengan sasaran, masalah individu, program layanan, da tujuan pelaksanaan pelayanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah yang berkunjung ke SMKN 02 Malang (studi banding layanan BK), banyaknya siswa yang sangat antusias melakukan bimbingan diruangan BK. Dan selain itu banyaknya rekan atau patner BK dalam melakukan bimbingan, dan sering kali BK merupakan alternative terbaik dalam menyelesaikan tugas siswa serta banyaknya penghargaan yang diterima BK SMKN 02 Malang.
Layanan yang diberikan bukan untuk siswa yang unik (bermasalah), melainkan siswa yang berprestasi, sehingga kesan yang ada dibenak siswa, BK bukan tempat siswa-siswa yang bermasalah melainkan tempat siswa yang berprestasi juga.
 BK SMKN 02 malang memberikan layanan bukan sebagai satpam sekolah yang selalu ngin tau masalah yang dihadapi siswa melainkan sebagai teman atau sahabat siswa yang siap membantu siswa dalam memberikan alternative-alternatif pemecahan masalah kepada siswa dengan sikap yang ramah, tidak menyalahkan siswa, mengerti kondisi siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan aman apabila bercerita pada guru BK. Siswa juga diberi pilihan boleh memilih guru BK siapa saja yang dianggapnya paling nyaman untuk menceritakan masalanya tersebut.
SMKN 02 Malang juga mengadakan layanan bimbingan teman sebaya, yang anggotanya pertama melakukan dengan sukarela, tetapi kemudian diadakan perekrutan, yang hal ini sangat efektif membantu siswa yang unik tersebut. Selain itu adanya bimbingan kelompok, juga bimbingan bakat serta minat.
Selain layanan yang baik, sarana dan prasarana yang dipunyai BK SMKN 02 malang sangatlah lengkap, ada ruangan khusus untuk guru BK laki-laki dan perempuan, ruangan privat yang disediakan BK SMKN 02 Malang, perpustakaan BK, ruangan belajar inklusif, serta mushola. Sarana-sarana yang digunakan ini guna menunjang kenyamanan siswa agar betah berada dalam ruangan BK selain itu, juga menarik para siswa agar mau selalu berkunjung di ruangan BK.















ANALISIS SWOT
                                   MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS DI SEKOLAH
1
Layanan Khusus Bimbingan Dan Konseling
2
Analisis:
a)      Kekuatan Internal yang sudah ada (ada bimbingan dan layanan konseling sudah ada, tempat berkonsultasi tentang masalah, tempat berkonsultasi tentang peluang pendidikan lebih lanjut, tempat berkonsultasi bakat dan minat dll.)
b)      Kelemahan internal yang sudah ada (sering sekali masalah malah semakin menyebar luas, masalah siswa semakin rumit karena melibatkan banyak pihak, pelayanan individu terbentur jam pelajaran, sering sekali guru mengacuhkan minat siswa)
c)      Peluang eksternal (guru BK bisa bekerjasama dengan guru dan staf lainnya dalam pengawasan peserta didik)
d)     Tantangan Eksternal (Anggapan siswa tentang guru BK sebagai satpam/polisi sekolah, kurangnya kepercayaan siswa)
3
Pertajaman Analisis
a)      Kekuatan Internal: Bimbingan konseling yang dilakukan diharuskan langsung adanya tatap muka antara siswa yang memiliki masalah dengan guru BK, ada pula ruangan khusus atau tempat untuk berkonsultasi masalah sekolah, pendidikan lanjutan atau bakat dan minat, fasilitas juga harus memadai, menjadikan siswa betah dan nyaman apabila datang keruangan BK, serta pelayanan guru Bk juga harus ramah terhadap siswa.

b)      Kelemahan Internal:
sering sekali siswa merasa masalah yang diceritakan kepada guru BK semakin rumit karena melibatkan banyak pihak seperti guru-guru yang lainnya dan juga merasa kerahasiaan masalahnya tidak terjamin serta ada pula yang takut kepada guru Bk karena terkadang mereka merasa dimarahi saat menceritakan masalah yang menjadikan mereka sebagi pelaku atau penyebab kesalahan tersebut.siswa menceritakan terbentur dengan jam pelajaran sekolah.
Alternatif Perbaikan Manajemen:
Guru BK bekerjasama dengan guru tata tertib dan guru lainnya untuk lebih merahasiakan masalah yang di adukan kepada guru BK dari konsumsi siswa lainnya dan bersikap sewajarnya dan professional dalam membantu siswa untuk menemukan alternatis pemecahan masalah. Selain itu pelayanan BK bisa dilakukan pada saat jam sekolah telah usai sehingga siswa lebih leluasa menceritakan masalahnya.
c)      Peluang Eksternal: Bk bisa bekerjasama bersama tenaga pendidik maupun staf sekolah dalam mencari penyebab masalah siswa serta pemecahan masalah siswa, sehingga memudahkan guru Bk untuk memantau siswa tersebut.
d)     Tantangan Eksternal
Kelemahan:
Seringkali siswa merasa guru Bk sebagai satpan yang selalu ingin tahu masalah yang dihadapi BK, sehingga siswa yang tertutup ,erasa kurang nyaman dengan kondisi tersebut. Selain itu, sering kali masalah yang dihadapi siswa menjadi konsumsi public sehingga kepercayaan siswa kurang
Alternatif perbaikan Manajemen:
Guru Bk harusnya bersikap sewajarnya, membuat siswa lebih nyaman untuk menceritakan masalahnya sendiri tidak dengan pemaksaan, selain itu Bk juga harus bisa menjaga kerahasiaan siswa.
4
 Penataan Manajemen Layanan Khusus (bidang Bimbingan dan Konseling)
Tema : “BK Bersahabat”.
a.       Lingkungan BK yakni terdapat ruangan khusus untuk tempat atau yang kedap suara penceritaan masalah yang dihadapi siswa.
b.      Pelayanan BK, disini pelayanan yang bisa diberika yaitu dengan keramah tamahan dan selalu bersifat professional.
c.       Teknik Pendekatan kepada Siswa yaitu dengan cara bersikap ramah tamah, menghilangkan kesenjangan antara guru dan siswa, sering melakukan pendekatan kepada siswa yang bermasalah.
d.      Pemecahan masalah yaitu sebelumnya BK hanya memberikan alternative-alternatif kepada siswa untuk menyelesaikan masalah, dan berusaha tidak membocorkan rahasia siswa.





















BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling atau yang biasa disebut BK sangatlah dibutuhkan dalam terselenggaranya pendidikan di Indonesia.Layanan Khusus ini haruslah dimiliki setiap sekolah untuk membantu siswa-siswa dalam menyelesaikan masalah serta mengembangkan potensi yang ada. Di SMKN02 Malang bisa diakui layanan Bk sangat baik, karena mulai sarana dan prasarana sampai pelayanan yang diberikan sangat menarik siswa untuk datang menceritakan segala hal baik yang menghambat proses belajar maupun apa yang ingin di kembangkan para siswa tanpa ada paksaan untuk datang keruang BK. Hal ini menandakan bahwasannya dengan menggunakan prinsip-prinsip dan asas BK, BK tidak lagi dipandang sebagai satpam sekolah, melainkan sahabat para siswa.
B.     Saran
Demi menunjang agar terselenggaranya layanan BK yang lebih baik lagi, seharusnya sekolah menambah guu atau personil BK, supaya dalam penanganannya bisa diatasi dengan maksimal.















DAFTAR RUJUKAN