Rabu, 06 April 2016


Tugas   : Membuat Ringkasan  Kedudukan Asesmen Kebutuhan, Pengambilan Keputusan, Dan Perencanaan Dalam Manajemen Pendidikan

SISTEM PENDIDIKAN

            Sistem adalah suatu rangkaian dari sejumlah komponen yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem terdiri dari tiga komponen yaitu masukan (input), proses (processes), dan luaran (outputs). Masukan merupakan suatu komponen awal untuk selanjutnya diubah menjadi luaran yang lebih baik daripada masukan. Proses atau transformasi di sini dapat berupa langkah-langkah atau kegiatan untuk mengubah masukan menjadi luaran. Sedangkan luaran adalah hasil akhir internal dari suatu sistem, dan selanjutnya disebut outcome yang diharapkan yang memiliki dampak pada individu, masyarakat dll.


Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki kompenen-komponen masukan (siswa, guru, tenaga kependidikan, keuangan, dokumen kurikulum dan pembelajaran, sarpras, serta informasi dan komunikasi), proses (manajemen, pembelajaran, pembimbingan, pemantauan dan penilaian ), luaran (lulusan, pengetahuan, nilai-nilai, dan outcomes), lingkungan eksternal, hasil, dan dampak.

SUMBERDAYA PENDIDIKAN

            Sumberdaya pendidikan meliputi sumberdaya manusia (sdm), keuangan, sarana dan prasarana, informasi dan komunikasi, dan lingkungan. Agar penggunaan sumberdaya dalam penyelenggaraan pendidikan ini berlangsung secara efektif dan efisien, diperlukan standar untuk masing-masing sumberdaya tersebut. Sumberdaya manusia terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan. SDM ini harus memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi tertentu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Khusus untuk tenaga pendidik, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.

            Sumberdaya yang paling fleksibel adalah uang, karena uang dapat digunakan untuk memperoleh sumber lainnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa uang dapat dialokasikan ke masing-masing unit organisasi. Pentingnya factor keuangan untuk pendidikan didasarkan atas konsep tentang modal manusia (human capital) yaitu menginvestasikan dirinya sendiri untuk masa depan. Keuangan untuk penyelengaraan pendidikan harus dibedakan dengan keuangan untuk perusahaan, karena lembaga pendidikan termasuk lembaga nirlaba(nonprofit) yaitu lembaga yang tidak mencari keuntungan, akan tetapi walaupun begitu pengelolaan keuangan tetap dilakukan secara professional dan akuntabel dalam hal sumber-sumber pendanaan, akuntansi, laporan keuangan, dan pengauditan. standar pembiayaan pendidikan diatur oleh peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2008 tantang pendanaan pensisikan.

            Sarana dan prasarana juga merupakan sumberdaya yang penting. Sarana adalah sesuatu yang digunakan untuk mendukung secara langsung proses pendidikan sedangkan prasarana adalah sesuatu yang mendukung proses pendidikan secara tidak langsung. Untuk lebih lengkapnya diatur dalam permendiknas RI No. 24 tahun 2007 tantang standar sarana dan prasarana.

            Teknologi informasi dan komunikasi sekarang menjadi sumberdaya yang strategis, bahkan dapat menunjang keseluruhan penggunaan sumberdaya pendidikan. akses pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ditandai dengan meluasnya jaringan telefon, tv, dan computer. Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi diarahkan pada penggunaan telefon, televise, dan computer untuk melakukan misi pendidikan.

MANAJEMEN PENDIDIKAN

            Manajemen adalah proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan material secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi manajemen yaitu planning, organizing, controlling, actuating. Sedangkan pengertian manajemen pendidikan adalah proses pemanfaatan sumberdaya serta pengkoordinasian dan pengintegrasian aktifitas-aktifitas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan berdasarkan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dengan bantuan oranglain, melalui fungsi-fungsi manajemen, serta melingkupi substansi manajemen.

            Dari definisi manajemen pendidikan secara luas dapat dikembangkan taksonomi manajemen pendidikan yaitu;

  1. Ditinjau dari macam sumberdaya, manajemen pendidikan dapat mencakup: manajemen sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen sarana-prasarana, manajemen informasi dan komunikasi, dan manajemen lingkungan pendidikan.
  2. Ditinjau dari susbstansi/ bidang aktifitas, manajemen pendidikan terdiri dari antara lain: manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen personalia, manajemen sarana-prasarana, manajemen keuangan, manajemen kesiswaan, manajemen penjamin mutu, manajemen humas, dan manajemen kerjasama.
  3. Ditinjau dari jalur pendidikan dapat dikategorikan, menjadi manajemen formal, non formal, dan informal.
  4. Ditinjau dari jenjang pendidikan, manajemen pendidikan terdiri dari manajemen pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.
  5. Ditinjau dari jenis pendidikan, terdapat manajemen pendidikan umum, kejuruan, akademik, prefesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

MATARANTAI: ASESMEN KEBUTUHAN, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DAN PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN.

Untuk memfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien perlu diidentifikasi macam sumberdaya yang dibutuhkandengan standar masing-masing untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. dalam hal ini, diperlukan asesmen kebutuhan dengan mengukur keadaan sumber daya yang ada sekarang dan keadaan sumberdaya yang diharapkan menurut standar, kemudian diidentifikasi kesenjangan antara keduanya. Begitu pula, aktifitas bidang-bidang kurikulum dan pembelajaran, kesiswaan, penjamin mutu, humas, dan kerjasama perlu juga diakses kebutuhannya dengan cara mengukur hasil yang sekarangdibandingkan dengan hasil yang sekarang dibandingkan dengan hasil menurut standar yang ditentukan.

Dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan dan pencapaian organisasi, perlu direncanakan aktifitas secara menantang. Perencanaan pada dasarnya adalah proses penentuan tujuan organisasi dan pemilihan tindakan masa depan untuk mencapai tujuan tersebut. Agar semua proses manajemen berhasil maka syarat utamanya adalah dengan perencanaan yang baik. Perencanaan terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan atau kesenjangan antara keadaan yang ada dan keadaan yang diharapkan.

Dengan kata lain, tidak ada perencanaan tanpa asesmen kebutuhan, dan tidak ada asesmen kebutuhan tanpa dilanjutkan dengan perencanaan. Setelah diselesaikan asesmen kebutuhan tidak serta merta dilakukan perencanaan. Dalam hal ini masih ada kegiatan yang disebut dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan tindakan dari banyak alternative yang dianalisis. Agar pemenuhan kebutuhan itu dapat direncanakan secara baik harus dipilih alternative yang tepat, melalui pengambilan keputusan yang tepat pula. Secara logis, dapat dinyatakan bahwa terdapat matarantai antara asesmen kebutuhan, pengambilan keputusan, dan perencanaan yang merupakan basis dari keseluruhan proses manajemen pendidikan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar