Rabu, 02 Maret 2016

TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN MASYARAKAT MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd




oleh:
Nuri Shabrina Putri Ardi
140131604225
Prasetyo Budi Aji
140131603648
Risza Puspita Putri
140131602642
Sinta Septia Anggra Cahyani
140131602788







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari 2016




DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1      
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2     
A.    Pengertian Media Cetak dan Media Elektronik dalam Hubungan Masyarakat         2
B.     Tujuan dan Teknik Media Cetak dan Elektronik dalam Hubungan Masyarakat        2
C.     Fungsi Penggunaan Media Cetak dan Elektronik................................ 3
D.    Macam-Macam Media dan Alat Hubungan Masyarakat...................... 4
E.     Teknik-Teknik Membina Hubungan dengan Pers................................ 5
F.      Jenis-jenis Media Cetak dan Elektronik dalam Teknik-teknik Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat.............................................................................................................. 10
G.    Teknik Penulisan Berita dalam Kehumasan......................................... 22
H.    Pedoman dalam Menjalin Kerjasama dengan Pers............................... 23
I.       Prinsip dalam Membina Hubungan dengan Pers.................................. 23

BAB III PENUTUP....................................................................................... 26
A.    Kesimpulan........................................................................................... 26
DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 27


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Program yang dilakukan oleh sekolah baik yang bersifat akademik maupun nonakademik, harus dikelola dengan baik dan juga memerlukan dukungan dari masyarakat. Sehingga sekolah perlu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Hubungan sekolah dan masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan sekolah terutama dalam memperkenalkan atau mempromosikan sekolah tersebut. dalam memperkenalkan atau mempromosikan sekolah, pasti tentunya membutuhkan media, terutama media cetak dan media elektronik. Dengan penggunaan media cetak dan elektronik secara optimal, maka diharapkan masyarakat akan mengenal dan sekolah tersebut.
Akan tetapi, pada kenyataanya banyak sekali sekolah yang tidak menggunakan media cetak maupun elektronik secara maksimal, dan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. selain itu banyak sekolah yang tidak menggunakan teknik-teknik yang tepat, sehingga oponi masyarakat kurang positif terhadap sekolah tersebut. Oleh sebab itu dalam maalah ini akan dibahas secara rinci mengenai teknik-teknik hubungan sekolah dengan masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian media cetak dan pengertian media elektronik dalam hubungan masyarakat?
2.    Apa tujuan dan teknik media cetak dan elektronik dalam hubungan masyarakat?
3.    Apa fungsi penggunaan media cetak dan elektronik?
4.    Apa macam-macam media dan alat hubungan masyarakat?
5.    Apa teknik-teknik membina hubungan dengan pers?
6.    Apa jenis-jenis media cetak dan elektronik dalam teknik-teknik manajemen hubungan sekolah dan masyarakat?
7.    Bagaimana teknik penulisan berita dalam kehumasan?
8.    Apa pedoman dalam menjalin kerjasama dengan pers?
9.    Apa prinsip dalam membina hubungan dengan pers?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Media Cetak dan Media Elektronik dalam Hubungan Masyarakat
            Menurut Anggoro (2001 : 311) media merupakan kata jamak dari medium, yakni wahana untuk menyampaikan pesan-pesan humas. Bentuknya bervariasi, yakni media pers (koran, majalah), radio, televisi, media luar ruangan, dan sebagainya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media merupakan alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, poster, dan spanduk.
Menurut Benty dan Gunawan (2015:105), media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan jumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Indikator untuk mengukur keberhasilan penggunaan media cetak di sekolah meliputi: (1) adanya partisipasi dari peserta didik, contohnya peserta didik ikut serta mengisi artikel majalah, misalnya mengirim puisi, cerita pendek, atau cerita bersambung; (2) adanya antusiasme peserta didik dengan memberikan opini terbaru; dan (3) adanya pancingan seperti kuis berhadiah, maka bisa dilihat antusiasme peserta didik itu seperti apa.
Sedangkan media elektronik menurut Benty dan Gunawan (2015:106) adalah sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern misalnya radio, televisi, film, dan internet. Indikator untuk mengukur keberhasilan penggunaan media elektronik di sekolah meliputi: (1) program ataupun kegiatan pendidikan di sekolah  yang disampaikan jelas dan terencana; (2) tepat kepada sasaran yang diinginkan, sehingga sasaran sekolah dapat mengerti tujuan atau maksud yang diinginkan sekolah; dan (3) program pendidikan yang disampaikan oleh sekolah akan memiliki banyak peminatnya.

B.       Tujuan Teknik Media Cetak dan Elektronik dalam Hubungan Masyarakat
Menurut Benty dan Gunawan (2015: 106) beberapa tujuan teknik media cetak dan elektronik dalam hubungan masyarakat adalah: (1) mengenalkan pentingnya sekolah kepada masyarakat; (2) memudahkan komunikasi sekolah kepada masyarakat; (3) memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah; (4) membantu dalam mempromosikan sekolah kepada masyarakat; (5) mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah; (6) masyarakat mengetahui perkembangan sekolah; (7) masyarakat lebih mengenal tentang sekolah, misalnya visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (8) menciptakan, membina, dan memelihara, serta mempertahankan hubungan harmonis antara sekolah dan masyarakat.

C.      Fungsi Penggunaan Media Cetak dan Elektronik
Menurut Muis (2001:123) fungsi semua jenis media massa memiliki banyak kesamaan. Semuanya memiliki fungsi informasi, pendidikan, dan hiburan. Hanya untuk media cetak ditambah fungsi kontrol sosial dan diberi peranan pengawasan, kritik, dan koreksi (pasal 3 ayat 1 dan pasal 6 ayat UU No. 40/1996).
Menurut Benty dan Gunawan (2015:107) fungsi penggunaan media cetak dan elektronik dalam rangka sekolah menjalin hubungan dengan masyarakat adalah:
1.      Fungsi informasi, yaitu menyajikan informasi karena masyarakat memerlukan informasi tentang berbagai hal yang terjadi di masyarakat dan sekolah.
2.      Fungsi pendidikan, yaitu sebagai sarana pendidikan massa (mass education), maka pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasan.
3.      Fungsi hiburan, yaitu hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat pers untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot, sehingga hiburan ini dapat berupa cerita pendek, cerita bergambar, cerita bersambung, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
4.      Fungsi kontrol sosial, yaitu sikap pers dalam melaksanakan fungsinya yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok dengan maksud memperbaiki keadaan melalui tulisan. Tulisan yang dimaksud memuat kritik baik langsung atau tidak langsung terhadap aparatur Negara atau lembaga masyarakat.
5.      Fungsi sebagai lembaga ekonomi, yaitu pers adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan. Semakin berkualitas beritanya maka semakin tinggi pula nilai jualnya. Pers juga menyediakan kolom untuk iklan. Pers juga membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya.

D.      Macam-Macam Media dan Alat Hubungan Masyarakat
 Menurut Benty dan Gunawan (2015:109) terdapat beberapa jenis media massa yaitu: (1) media cetak; dan (2) media elektronik. Media cetak misalnya surat kabar; majalah; tabloid; buku teks; newsletter; dan buletin. Surat kabar berfungsi: (a) publishing the news (menerbitkan atau menyiarkan berita/informasi); (b) commeting on the news (memberikan komentar terhadap suatu berita/informasi); (c) entertaining readers (menghibur pembaca); (d) helping readers (tips untuk pembaca bagaimana cara melakukan sesuatu); dan (e) publishing edvertising (menerbitkan/menyiarkan barang dan jasa yang ditawarkan kepada publik dengan menyewa ruang dan waktu). Majalah berfungsi: (a) sebagai media komunikasi; (b) sebagai penyalur aspirasi setiap orang; (c) sebagai penyemai demokrasi; (d) sebagai media promosi; (e) sebagai media pembelajaran berbasis baca-tulis; (f) sebagai media penyaluran bakat dalam bidang penulisan; (g) sebagai meningkatan kreativitas; dan (h) sebagai penghibur.
Tabloid berfungsi: (a) to in form (untuk menginformasikan); (b) to educate ( untuk mendidik/pendidikan); dan (c) to entertaining (untuk hiburan). Buku teks berfungsi sebagai alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia (diluar dirinya). Newsletter berfungsi: (a) memotivasi karyawan/anggota perusahaan/ organisasi/lembaga/komunitas lainnya untuk meningkatkan kinerjanya; (b) menumbuhkan self of belonging (rasa memiliki) terhadap perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas; (c) menjamin arus komunikasi efektif; (d) menampung dan menyampaikan aspirasi anggota; (e) menyampaikan instruksi/informasi dari atasan; dan (f) menyampaikan pengumuman penting. Buletin berfungsi memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan baik yang diselenggarakan di lingkungan tentang perkembangan suatu topik atau aspek tertentu.
Media elektronik misalnya teknisi; radio; handphone; internet; proyektor video; dan komputer. Televisi berfungsi: (a) sebagai sarana memperoleh informasi aktual dan faktual; (b) sebagai sarana hiburan seperti tontonan film, musik, dan humor; (c) sebagai sarana menyampaikan pendapat dan berbagi; dan (d) sebagai media belajar seperti television education dan program siaran pendidikan. Radio berfungsi: (a) sebagai sarana penyampaian informasi; dan (b) untuk menghibur misalnya musik, humor serta berita dan berbagai informasi lainnya. Handphone berfungsi: (a) sebagai alat hitung (menggantikan kalkulator); (b) sebagai alat bantu menterjemah bahasa secara digital; (c) sebagai sarana bimbingan siswa; dan (d) sebagai alat mengambil gambar/foto untuk bahan belajar. Ponsel kini bisa disamakan dengan komputer kecil, bisa mengecek email, melakukan pencarian, on-line dan merekam podcast. Sementara kebanyakan sekolah di daerah tak mampu memberikan komputer untuk tiap peserta didik. Ponsel menjadi salah satu alternatif. Para guru bisa membuat blog (weblog, catatan di suatu internet) lewat ponsel. Para siswa bisa mencari informasi pembelajaran di internet lewat ponsel.
Internet berfungsi: (a) memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan; (b) sebagai sumber tambahan pelajaran yang belum dimengerti di sekolah; (c) melatih siswa supaya mengetahui cara-cara menggunakan komputer; dan (d) sebagai sarana komunikasi. Proyektor video berfungsi: (a) sebagai alat presentasi; (b) sebagai pemutar vidio (home theater); (c) sebagai media informasi. Komputer berfungsi: (a) sebagai sarana mempermudah kerja; (b) sebagai sarana komunikasi; (c) sebagai alat hiburan; (d) sebagai alat pendidikan; dan (e) sebagai sarana informasi.

E.       Teknik-Teknik Membina Hubungan dengan Pers
Menurut Benty dan Gunawan (2015:110), salah satu kunci sukses berhubungan dengan pers (media cetak maupun eektronik) adalah sikap proaktif praktisi humas sebagai sumber berita untuk mengundnag wartawan. Menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:110-114), ada banyak teknik untuk berhubungan dengan pers, yakni: (1) membuat siaran pers (press release); (2) mengadakan konferensi pers atau temu pers; (3) wartawan khusus; (4) perjalanan pers; (5) sponsor lomba jurnalistik; (6) mengunjungi kantor pers; dan (7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain. berikut ini diuraikan tujuh teknik untuk berhubungan dengan pers:

1.      Membuat Siaran Pers (Press Reliase)
Cara paling mudah dan tanpa biaya agar berita sekolah dipublikasikan pers adalah membuat siaran pers sendiri. Tentu saja, dibutuhkan sedikit keterampilan untuk bisa menulis berita, sebab penulis berita berbeda dengan menulis pada umumnya, menulis berita memiliki karakteristik dan unsur-unsur tersendiri yang harus dipenuhi, baik dari format maupun substansinya. Ada enam dasar dalam penulisan berita yang harus ada, yakni: 5W+1H artinya what (apa), who (siapa), why mengapa, where (dimana); when (kapan), dan how (bagaimana).
Sekolah dengan menguasai teknik penulisan berita, apabila lembaga pendidikan menyelenggarakan kegiatan, tanpa harus menunggu kedatangan wartawan, sekolah bisa menulis sendiri beritanya. Langkah berikutnya adalah mengirimkan ke kantor pers yang dituju, bisa melalui faximile internet atau langsung diantar ke alamatnya. Harus disertai surat pengantar ke redaksinya, yang isinya harapan agar siaran pers tersebut bisa dimuat dan ucapan terima kasih atas kerjasamanya.
2.      Konferensi Pers atau Temu Pers
Lembaga-lembaga pendidikan besar sering mengadakan konferensi pers atau temu pers bila memiliki program baru dan kegiatan ilmiah yang harus diketahui publik dengan mengundang wartawan datang ke lembaga sekolah. Pers sangat efektif menyebarluaskan informasi produk atau program sekolah ke masyarakat luas. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum konferensi pers atau temu pers diselenggarakan yaitu:
a.    Merumuskan tujuan, kerangka acuan, dan pertanyaan
Tujuan, kerangka acuan wawancara, serta pertanyaan harus yang terpublikasikan dan dirumuskan terlebih dahulu. Dengan berbekal tiga hal tersebut, sekolah tidak akan diombang-ambingkan puluhan pertanyaan dari puluhan wartawan, yang mungkin masing-masing mempunyai pertanyaan.
b.   Membuat draft atau konsep pemberitaan
Praktisi humas sekolah disarankan untuk membuat draft atau konsep pemberitaan (siaran pers) yang diinginkan sebagai kerangka acuan dalam konferensi pers. Pertanyaan-pertanyaan dari wartawan dibatasi pada substansi siaran pers sehingga semata-mata untuk pengembangan atau pendalaman substansi. Pertanyaan di luar substansi yang sudah ditentukan, diarahkan kembali ke substansi tersebut dengan pertanyaan menjembatani.
c.    Tentukan juru bicara
Sebelum konferensi pers berlangsung, harus lebih dulu ditentukan siapa juru bicaranya. Meskipun semua pimpinan sekolah atau lembaga pendidikan diundang hadir dalam temu pers, siapa yang berwenang menjawab pertanyaan wartawan harus ditentukan terlebih dulu. Sehingga semua jawaban terorganisasi dengan sistematis dan terkontrol hanya dari satu juru bicara. Seandainya tidak ada kejelasan siapa yang bertindak sebagai juru bicara sehingga semua pimpinan yang hadir merasa berwenang ikut menjawab pertanyaan wartawan. Ketika jawaban antara mereka tidak sinkron atau saling bertentangan, bukan saja substansi pemberitaan menjadi tidak terfokus, bahkan pemberitaannya pun dapat merugikan citra sekolah di mata publik serta pemasaran produknya.
Jadi, sebaiknya diatur secara tegas siapa saja yang berwenang memberikan keterangan ke pers. Lembaga pendidikan besar kebanyakan memiliki staf hubungan masyarakat (public relation) khusus menangani urusan dengan pers. Praktisi humas di perguruan tinggi, umumnya hanya wakil rektor yang berwenang memberikan keterangan pada pers, sementara pejabat-pejabat dari divisi lain tidak diperbolehkan.
d.   Jangan bertindak eksklusif
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengundang wartawan untuk konferensi pers yaitu jangan bertindak eksklusif. Artinya, wartawan-wartawan dari media tertentu yang diundang sekolah, sementara wartawan dari media lain tidak dihiraukan. Meskipun tindakan itu merupakan hak sekolah, namun apapun pertimbangannya, tindakan seperti itu akan menjadi bumerang dikemudian hari.
3.      Wawancara Khusus
Wawancara khusus hanya berhubungan dengan satu atau dua wartawan yang khusus dipilih sekolah. Dasar pemilihannya adalah kecocokan spesialisasi antara informasi yang disampaikan sekolah dengan bidang garapan media atau spesialisasi khusus wartawan yang bersangkutan. Lazimnya, hal tersebut bersifat teknik, bukan informasi umum yang bisa diberitakan semua media.
Wawancara khusus bisa juga diselenggarakan atas permintaan redaksi media, baik cetak maupun elektronik, berdasarkan isu-isu yang mereka rumuskan sebelumnya. Karena hanya media tersebut yang meminta, tentu hanya media yang bersangkutan yang memberitakan atau menyiarkannya. Media-media cetak lain tidak bisa menuduh sekolah pilih kasih atau berlaku eksklusif karena posisi sekolah sebagai pihak yang diundang, bukan pengundang. Sangat logis bila media yang mengundang sekolah, melakukan monopoli publikasi atau menyiarkan hasil wawancara tersebut serta tidak membagikan kolega atau pesaing-pesaingnya sesama pers.
4.      Perjalanan Pres (Press Tour)
Perjalanan pers adalah salah satu teknik berhubungan dengan pers yang banyak diselenggarakan lembaga besar bila mereka meluncurkan produk atau program baru. Bagi lembaga pendidikan, perjalanan pers dilakukan untuk memperkenalkan kegiatan praktikum siswa. Wartawan diajak keliling melihat kegiatan proses belajar siswa, praktikum dan sarana laboratorium, atau unit kegiatan siswa di lingkungan lembaga pendidikan. Mengundang wartawan dalam perjalanan pers merupakan bagian dari strategi pemasaran. Wartawan yang diundang akan memberitakan hasil perjalanan tersebut di medianya. Pengalaman menunjukkan, berita laporan perjalanan cukup diminati pembaca. Hampir semua media cetak besar memiliki rubrik perjalanan tersebut, baik harian, mingguan, atau bulanan.
Beberapa catatan dalam melakukan perjalanan pers menyangkut fasilitas yang diberikan sekolah kepada wartawan yang diundang atau diikutsertakan dalam perjalanan tersebut. Lazimnya pihak pengundang dalam kaitannya dengan undangan perjalanan pers menyebutkan dalam suratnya tentang biaya apa saja yang ditanggung mereka. Biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi perjalanan, biasanya menjadi tanggungan pengundang. Sedangkan biaya pengiriman berita, dokumentasi, dan urusan jurnalistik lainnya ditanggung sendiri perusahaan pers yang bersangkutan. Sekalipun demikian, pers tidak mau didikte pihak pengundang dalam menuliskan berita, sesuai sudut pandang dan kenyataan yang ditemui.
5.      Sponsor Lomba Jurnalistik
Pendayagunaan pers mempublikasikan kepentingan lembaga pendidikan bisa dilakukan dengan kegiatan mensponsori lomba jurnalistik. Sebelumnya harus dibuat perjanjian kerja sama (memorandum of understanding) antara lembaga pendidikan dan perusahaan pers yang dipilih. Kalangan perbankan sangat sering bertindak sebagai penyelenggara sponsor lomba jurnalistik dengan beberapa pers berskala nasional. Langkah tersebut efektif untuk membangun ingatan publik terhadap lembaga pendidikan beserta program-programnya dikarenakan kegiatan lomba berjalan dalam waktu cukup lama, biasanya sebulan atau dua bulan. Pers dalam jangka waktu itu menjadi pasangan kerjasama akan terus rutin memuat artikel-artikel perserta lomba. Setelah lomba selesai, pers juga akan memberitahukan siapa saja pemenangnya dan memuat foto-foto penyerahan hadiahnya.
6.      Mengunjungi Kantor Pers
Memprogramkan kunjungan ke kantor pers tertentu merupakan teknik berhubungan dengan pers yang menguntungkan dalam jangka panjang. Kedua pihak bisa saling mengenalkan diri dan mengakrabkan hubungan. Kunjungan ini merupakan selangkah lebih maju dibandingkan hubungan konvensional wartawan dengan sumber berita yang bertemu dalam konteks pemberitaan semata tanpa saling mengenal cukup  dalam jati diri masing-masing. Melalui kunjungan itu, rombongan sekolah bisa lebih mengetahui dan memahami iklim kerja dan kondisi perusahaan pers yang bersangkutan.
7.      Menjalin hubungan Dengan Pers dalam Bentuk Lain
Selain mengunjungi perusahaan surat kabar atau lembaga lain, bisa juga dilakukan dalam bentuk yang berbeda pula, misalnya mengirim rangkaian bunga ke redaksi ketika media itu memperingati hari ulang tahunnya atau mengirimkan kue untuk berbuka puasa atau parcel saat lebaran, atau sebagainya. Bingkisan-bingkisan terbuka dan ditujukan ke seluruh awak redaksi, selama tidak berlebihan harga maupun jumlahnya, biasanya diterima redaksi sebagai manifestasi dari ungkapan persahabatan yang tidak memberi ikatan apapun, bukan diinterpretasikan sebagai suap, bisa pula bermanfaat menjadi sarana untuk mengontrol berita-berita negatif yang menyangkut kepentingan sekolah.

F.     Jenis-jenis Media Cetak dan Elektronik dalam Teknik-teknik Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
1.      Jenis-jenis Media Cetak
Menurut Benty dan Gunawan (2015:114-118), ada banyak jenis media cetak yang dapat digunakan oleh suatu lembaga pendidikan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat. Media cetak yang digunakan dapat berupa:
a.    Majalah
Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:115) menyatakan penerbitan majalah sangat penting, terutama bagi para pegawai di lingkungan suatu lembaga beserta keluarganya dan bagi masyarakat umum. Selain itu, isi majalah yang diterbitkan harus relevan dengan kepentingan pembaca dan harus berdasarkan materi yang layak diketahui oleh pembaca. Agar terasa bernilai dan bermanfaat, suatu majalah harus dikelola secara profesional. Contohnya majalah di sekolah.
b.   Surat kabar
Akhir-akhir ini perkembangan dunia persuratkabaran mencapai kualitas yang sangat penting sebagai media komunikasi yang paling efektif. Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:115) mengemukakan pengaruh surat kabar terhadap khalayak pembaca sangat sulit dielakkan karena hubungan antara surat kabar dan khalayak pembaca semakin erat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa surat kabar sudah menjadi kebutuhan setiap orang.
c.       Iklan
Menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:115), lembaga pendidikan banyak memanfaatkan iklan untuk kepentingan tertentu seperti memperkenalkan lembaga tersebut ke masyarakat luas. Iklan dapat disebarkan melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, bioskop, dan sebagainya. Iklan sangat penting bagi mereka yang membutuhkannya. Sektor pendidikan juga sering mengumumkan sesuatu melalui iklan, misalnya iklan kursus akuntansi dan kursus bahasa Inggris bagi para siswa.
d.      Buletin
Buletin adalah salah satu media komunikasi visual yang terdiri atas kumpulan lembaran sehingga berwujud buku, yang dikumpulkan secara teratur dan sistematis oleh suatu organisasi atau instansi. Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:115) berpendapat buletin di sekolah merupakan sebuah terbitan sekolah yang dikelola oleh kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa di sekolah yang bersangkutan. Buletin sekolah dapat diterbitkan secara berkala, bulanan, atau triwulan. Materi yang disajikan dalam buletin, terutama hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah atau sesuatu yang membawa nama baik sekolah.
e.       Stiker dan kalender
Stiker yang berisikan pesan-pesan singkat dan promosi tentang sekolah dan poster-poster menarik dan lucu merupakan media yang sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyebaran informasi. Kalender sekolah dibuat untuk media sekolah sekolah juga yang jangka waktunya paling lama (12 bulan). Kalender berisi visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah. Selain itu, kalender sekolah juga menampilkan berbagai foto kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh sekolah dan foto tentang prestasi yang pernah diraih oleh sekolah.
f.       Poster
Media poster sebagai media penyebaran informasi akan sangat efektif untuk mencapai khalayak sasaran melalui distribusi dan penempatan yang sangat fleksibel. Poster dapat ditempatkan ditengah-tengah masyarakat seperti pasar, (sebagai tempat pertemuan mingguan masyarakat pedesaan), kantor pelayanan masyarakat (seperti Kantor Kepala Desa, Balai Warga), bahkan dapat diberikan langsung ke rumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat lainnya. Poster menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:116) dapat ditempelkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh pembaca.
g.      Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan kepada wali murid, juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum, yakni untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga. Kegiatan humas melalui bantuan media yang dilakukan oleh sekolah, berarti sekolah ikut pula memegang fungsi informasi, edukasi, rekreasi, dan persuasi bagi masyarakat umumnya.
h.      Papan pengumuman dan reklame
Papan pengumuman banyak digunakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, dan instansi-instansi. Kejadian sehari-hari, berita penting, foto-foto kejadian, dan lain-lain yang ditempelkan pada papan pengumuman dapat dengan mudah diketahui dan dibaca semua orang. Menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:116), reklame merupakan alat atau media yang sangat efisien dalam kegiatan hubungan masyarakat. Di batas atau di dalam sebuah kota sering terlihat reklame yang berisi kalinat imbauan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sekolah juga dapat memanfaatkan papan reklame tersebut untuk media promosi kepada masyarakat. Lazimnya papan reklame digunakan oleh sekolah pada saat penerimaan siswa baru.
i.           Brosur
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler,benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebihdari 48 halaman, diluar perhitungan sampul.
j.          Leaflet
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Leaflet digunakan sekolah untuk mempromosikan sekolah atau memberikan informasi kepada masyarakat dengan cara menyebarkan pesan tercetak kepada masyarakat umum.
k.        Siaran pers
Siaran pers adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang ditujukan langsung pada media massa dengan tujuan untuk mengumumkan sesuatu yang memiliki nilai berita agar dipublikasikan di media massa. Dalam strukturnya, pada bagian akhir siaran pers biasanya terdapat latar belakang (dalam Bahasa Inggris ialah backgrounder), dimana di bagian ini berisi uraian singkat informasi yang bermanfaat sebagai penopang bagi tulisan wartawan. Pada umumnya siaran pers dikirimkan via pos, via fax, ataupun dikirimkan melalui surat elektronik kepada para editor dari semua surat kabar, majalah, stasiun-stasiun radio, televisi, dan jaringannya. Terkadang siaran pers tunda dikirimkan dalam rangka undangan untuk menghadiri konferensi pers.
l.        Booklet
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan. Sehingga tujuannya adalah agar masyarakat yang sebagai objek memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut.
m.      Spanduk
Spanduk adalah media promosi yang cukup popular belakangan ini karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Jaman sekarang ini sudah banyak lembaga yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin digital print sendiri. Sekolah dapat menggunakan media spanduk untuk kegiatan promosi sekolah. spanduk yang dibuat sekolah harus kreatif, memerhatikan proporsional gambar dan warna, sehingga pembaca akan lebih mudah memahami informasi yang ada di spanduk.
n.        Baliho
Baliho adalah suatu sarana atau media berpromosi yang mempunyai unsur memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru. Dikenalnya baliho merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya mesin cetakdigital yang semakin canggih. Selain baliho kadang masyarakat memberikan informasinya bisa melalui pamflet, brosur, buletin, majalah, dan yang lainnya.
o.      Banner
Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital yang umumnya berbentuk portrait atau vertical. Banner adalah bentuk penyederhanan dari baliho. Sekolah dapat memanfaatkan banner untuk promosi. Banner yang dibuat sekolah juga harus bagus dengan memerhatikan proporsional tulisan dan gambar yang ditampilkan dalam banner
2.      Jenis-jenis Media Elektronik
Menurut Benty dan Gunawan (2015:118) selain media cetak, sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat juga dapat melalui media elektronik. Media elektronik sekarang merupakan sebuah tuntutan karena terkait dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga sekolah harus mengikuti perkembangan yang ada. Jenis media elektronik yang dapat digunakan sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat adalah:


a.      Televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi (TV) sebagai media publisitas tergantung pada program yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam program yang disusun hal-hal atau pokok-pokok yang akan disajikan kepada penonton (publiknya). Penybaran informasi melalui TV memerlukan persiapan yang lebih cermat daripada penyebaran melalui radio sebab appearance (tingkat pembicara) dilihat oleh publik sehingga perlu diperhatikan nada dan cara berbicara, pakaian serasi, serta gerak dan sikap yang sopan. Media televisi digunakan sebagai sarana pendidikan, penerangan, dan hiburan. Keuntungan menggunakan media ini adalah pemirsa cukup tinggal di rumah. Namun, kelemahan media TV adalah belum semua warga memiliki TV, terutama di pelosok (Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan, 2015: 118-119).
Menurut Hamalik dalam Benty dan Gunawan (2015: 119), keuntungan penyebaran informasi melalui TV yaitu: (1) program yang menarik merupakan sugesti untuk menimbulkan minat publik agar selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh sekolah; dan (2) umumnya, orang tua dan masyarakat tidak tahu tentang kegiatan apa yang telah dilakukan oleh sekolah. melalui program TV yang diselenggarakan oleh sekolah diharapkan semua program kegiatan sekolah dapat dimengerti orang tua murid atau masyarakat luas. Dengan demikian, orang tua dan masyarakat akan turut mendukung dan berperan serta baik melalui dukungna moral maupun materiil. Penyebaran informasi melalui TV dapat dilaksanakan dengan cara ceramah biasa, wawancara interaktif, ceramah dengan alat peraga, diskusi dan sandiwara, acara cerdas cermat, acara keagamaan, kegiatan kesenian, dan lain sebagainya.
b.      Radio
Radio merupakan media massa penting yang mampu menjangkau publik yang luas. Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015: 119) berpendapat radio merupakan salah satu media efektif dalam humas karena radio dapat menggugah hati pendengar di seluruh pelosok tanah air. Sekolah dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari radio untuk kepentingan publisitas. Hal yang penting diperhatikan dalam penyebaran informasi melalui radio seperti kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan, dan kapan data sekolah dapat diinformasikan ke luar melalui radio. Keuntungan penyebaran informasi melalui radio diantaranya teks yang diperlukan dapat disiapkan sebaik-baiknya sebelum disiarkan, tidak dipengaruhi faktor komunikator, seperti sikap dan appearance, dapat dibantu latar belakang music, dan dapat melalui batas ruang dan waktu serta jangkauan yang luas.
c.       Pers
Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 119) mengemukakan ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk berhubungan dengan pers, yakni: (1) membuat siaran pers; (2) konferensi pers atau temu pers; (3) wawancara khusus; (4) perjalanan pers (press tour); (5) sponsor lomba jurnalistik; (6) mengunjungi kantor pers; dan (7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan teknologi informasi, sekolah juga tidak hanya menggunakan beberapa jenis media di atas, namun sekolah juga menggunakan media lain seperti penggunaan sosial media yang saat ini tidak bisa terlepas di dalam dunia pendidikan. Sosial media yang dapat digunakan oleh sekolah untuk kegiatan humas pendidikan adalah
1)      Email
Merupakan singkatan dari elektronik mail, yaitu sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet. Email juga sering disebut sebagai surat elektronik. Melalui email sekolah dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh dan menyampaikan informasi secara lebih cepat dalam jarak yang jauh.
2)   Facebook
Adalah situs web yang penggunanya dapat menambah profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untu  k melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya. Kegunaan facebook dalam humas pendidikan adalah facebook dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi yang berkenaan dengan kepentingan sekolah dan menjalin hubungan dengan masyarakat luas. Salah satu manfaat media sosial facebook dalam humas pendidikan adalah facebook sebagai tempat promosi, yaitu dapat mempromosikan suatu sekolah secara efektif untuk penyampaian informasi tentang sekolah.
3)   Twitter
Adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc yang menawarkan jejaring sosial berupa microblog. Microblog yaitu suatu bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks, pembaruan singkat yang biasanya kurang dari 200 karakter dan mempublikasikannya, baik untuk dilihat semua orang atau kelompok terbatas yang dipilih oleh pengguna tersebut. Penggunaan media sosial ini sangat membantu dalam promosi sekolah kepada masyarakat.
4)   Line
Merupakan aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada berbagai platform, seperti telepon cerdas, tablet, dan computer. Biasanya sekolah menggunakan line untuk menjalin komunikasi dengan alumni dari sekolah sendiri.
5)   Blog
Merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan yang dimuat sebagai posting pada sebuah halaman web umum. Biasanya blog yang dimiliki sekolah berisi tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dapat diketahui oleh masyarakat yang mengakses blog sekolah tersebut.
6)   Website
Adalah suatu halaman web yang saling berhubungan yang umumnya berisi kumpulan informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, atau organisasi. Website juga sering digunakan oleh sekolah untuk kepentingan mempromosikan atau memberikan informasi lebih lanjut tentang sekolah. Pihak sekolah selalu memperbarui informasi yang disajikan di website sekolah tujuannya agar masyarakat yang mengakses website sekolah dapat mengetahui informasi terbaru sekolah.
7)   Blackberry Messenger (BBM)
Adalah aplikasi pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat Blackberry. Aplikasi ini mengadopsi kemampuan fitur atau aktivitas yang popular di kalangan pengguna perangkat telepon genggam. Layanan messenger ini dibuat khusus bagi pemilik Blackberry dan dirancang khusus untuk berkomunikasi diantara pengguna. Cara menggunakan Blackberry Messenger adalah penghubung nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing perangkat Blackberry.
8)   WhatsApp
Adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip Blackberry Messenger yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa short message service (SMS). Aplikasi WhatsApp Messenger menggunakan koneksi 3G atau WiFi untuk komunikasi data. Hartono dalam Benty dan Gunawan (2015:121) menyatakan dengan menggunakan WhatsApp, kita dapat melakukan obrolan  online, berbagi file, bertukar foto, dan lain-lain.

Selain jenis media di atas, media yang dapat digunakan oleh sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:121) yaitu:
1.      Media dan Alat yang Bersifat Visual
Menurut Benty dan Gunawan (2015:122) media dan alat kegiatan humas pendidikan di sekolah yang bersifat visual adalah sebagai berikut:
a)      Pameran (display)
           Untuk menyelenggarakan pameran disekolah, diperlukan persiapan yang matang, yaitu: (1) pembuatan rencana tertulis dengan seksama dan terperinci; (2) pembelian bahanbahan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan; (3) penyeleksian, pengaturan, dan pemeliharaan bahan-bahan pameran; (4) pengadaan penelitian yang cukup bagi petugas penjaga pameran; dan (5) pembuatan brosur, buklet, poster, pamflet, gambar, dan skema. Tujuan penyelenggaraan pameran adalah untuk memperkenalkan hasil pekerjaan siswa kepada masyarakat atau agar para siswa mengenal hasil-hasil pekerjaan siswa kelas lain. Selain itu, pameran dilaksanakannya untuk mempertunjukan kemajuan siswa dalam kegiatan sekolah.
b)      Foto peristiwa penting
           Kegiatann di sekolah beragam. Oleh karena itu, untuk kepentingan dokumentasi, kegiatan-kegiatan di sekolah perlu diambil fotonya. Kegiatan yang dapat diabadikan dalam bentuk foto antara lain: (1) kegiatan siswa seperti Porseni, kepramukaan, kepalangmerahan, dan sebagainya; (2) kegiatan guru seperti pemilhan guru teladan, penataran, dan sebagainya; dan (3) kegiatan siswa dan guru seperti Lomba Unit Kesehatan Sekolah, pameran, kesenian, bazar, dan sebagainya.
c)      Majalah dinding
           Salah satu fungsi mading adalah untuk membina dan mengembangkan kreativitas siswa. Siswa dengan bimbingan guru atau kepala sekolah, berpartisi pasi membuat madding sehingga mereka memiliki minat baca dan tulis tinggi. Mading sekolah dapat juga menampilkan karya siswa, seperti cerita pendek, karikatur, atau cerita bersambung. Manding digunakan wahana penyaluran kreativitas bagi siswa.
d)     Buletin
           Buletin di sekolah merupkan terbitan sekolah yang dikelola oleh kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa di sekolah bersangkutan. Materi yang disajikan dalam bulletin, terutama hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah atau sesuatu yang membawa nama baik sekolah. Buletin harus dirancang menarik, layout yang baik, dan dengan konfiurasi warna yang serasi. Buletin yang dirancang dengan baik akan meningkatkan daya tarik pembaca.
e)      Surat kabar
           Surat kabar sangat penting peranannya, baik bagi guru maupun siswa, dalam rangka mengetahui berbagai peristiwa atau masalah yang sedang berkembang di masyarakat. Di samping itu, sekolah dapat memanfaatkan surat kabar untuk memanfaatkan surat kabar untuk memasang pengumuman atau iklan. Oleh karena itu berita tentang aktivitas sekolah perlu dikirim ke redaksi agar dimuat dalam serat kabar.
f)       Kliping
           Kliping adalah guntingan koran, majalah, dan sebagainya yang ditempelkan pada kertas kosong, kemudian dijadikan sebuah buku. Para siswa dalam hal ini, perlu dilatih dan diaktifkan agar mereka mampu mengembangkan kreatifitas dan minat baca.
g)      Laporan
           Di sekolah, wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar siswa melalui raport. Kemudian raport tersebut diteruskan kepada orang tua siswa agar mereka mengetahui prestasi belajar putra-putrinya. Laporan ini merupakan bentuk akuntabelitas sekolah kepada masyarakat.
h)      Papan pengumuman
           Setiap sekolah tentunya terdapat sebuah papan pengumuman. Papan pengumuman berfungsi sebagai tempat menempelkan berita penting yang harus diketahui siswa atau orang-orang yang berkepentingan, misalnya denah ruang ujian bagi calon siswa baru.
i)        Pakaian seragam
           Pakaian seragam sangat penting bagi sekolah karena dengan seragam akan tampak harmonis, serasi, sejajar, serta tidak terlihat perbedaan kaya, dan miskin. Lazimnya pada semua jenjang pendidikan, sekolah memiliki seragam tersendiri, baik itu seragam siswa atau pun para guru dan pegawai sekolah. Seragam tersebut dipakai pada hari tertentu di sekolah sebagai wujud kecintaan terhadap alamamater.

2.      Media dan Alat yang Bersifat Audio
            Media dan alat kegiatan humas pendidikan di sekolah yang bersifat audio seperti: radio; tape recorder; dan telepon. Berikut ini akan diuraikan media dan alat yang bersifat audio tersebut.
a)      Radio
      Radio merupakan salah satu media komunikasi efektif karena semua informasi dapat disiarkan melalui radio kini hampir di setiap rumah terdapat otang yang mendengarkan acara radio. Keuntungan penyampaian informasi melalui radio adalah: (1) dapat disiapkan teks yang diperlukan untuk siara; (2) dapat dihindarkan dari pengaruh faktor komunikator, seperti sikap dan tingkah laku; dan (3) dapat dibantu music untuk memperoleh efek tambahan. Salah satu nilai edukatif media radio adalah siswa dapat memperoleh informasi atau pelajaran, seperti perlajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
b)      Tape recorder
      Berbagai acara dan kegiatan sekolah dengan alat ini dapat direkam suaranya, misalnya kegiatan seni pada acara tutup tahun, ceramah, dan pidato kepala sekolah, dan guru. Melalui rekaman, suatu peristiwa dapat didengar dan dinikmati kembali pada waktu tertentu.
c)      Telepon
      Telepon dapat dikatakan sebagai sarana penunjang kelancaran penyelenggaraan sekolah, misalnya kepala sekolah ingin menyampaikan informasi penting kepada sekolah lain. Selain itu, masyarakat juga dapat menghubungi sekolah untuk menanyakan sesuatu tanpa harus datang langsung ke sekolah.

G.    Teknik Penulisan Berita dalam Kehumasan
Sekolah dalam membuat tulisan harus berdasarkan fakta dan data, agar kebenaran dari berita dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:124-125) ada enam pokok yang harus diperhatikan oleh praktisi humas lembaga pendidikan dalam menulis siaran berita agar dapat dimuat oleh pihak pers atau surat kabar, yaitu:
1.        Susunan kalimat siaran berita harus senada dengan gaya yang digunakan para jurnalis. Gaya penulisan berita tidak seperti gaya penulisan essai yang panjang lebar penuh kiasan atau seperti artikel, feature yang menekankan pada keindahan. Penulisan berita harus jelas, gamblang, dan enak dibaca.
2.        Isi penulisan berita dibuat dalam gaya tulisan yang singkat dan padat, bukan seperti menulis surat cinta yang penuh dengan basa-basi. Siaran berita harus berpenampilan baik guna menghindari terganggunya penglihatan editor akibat banyaknya koreksi yang harus ia bubuhkan. Oleh karena itu tetap pada kaidah penulisan yang tepat.
3.        Usahakan memuat informasi yang sangat penting di paragraph pertama penulisan berita, selanjutnya informasi pelengkap. Teori penulisan pyramid terbalik bisa menjadi pedoman dalam penulisan berita.
4.        Bobot, karakter, dan kandungan siaran berita harus disesuaikan dengan reputasi dan karakter media yang hendak memuatnya. Jangan mengirim berita yang berisikan uraian lengkap tentang riwayat hidup seorang tokoh pengusaha ke sebuah Koran yang biasanya hanya menyediakan beberapa baris saja untuk artikel semacam itu.
5.        Hendaknya siaran berita dikirimkan ke beberapa jurnal atau media yang sekiranya paling sesuai (jadi tidak asal media) dan naskahnya harus diserahkan ke meja beberapa saat sebelum naik tercetak. Untuk memilih media yang tepat, petugas humas harus memiliki daftar alamat yang lengkap mengenai semua media yang ada, khususnya media yang ada di kota atau provinsi tersebut, bahkan tingkat pusat melalui perwakilannya yang ada di daerah.
6.        Dalam mengirimkan naskah siaran pers (berita) praktisi humas harus mengusahakan melalui wartawan atau jaringan yang punya hubungan baik untuk memantau sampai dimana naskah tersebut berada. Tujuannya agar siaran berita tersebut cepat dapat dimuat.

H.    Pedoman dalam Menjalin Kerjasama dengan Pers
Sekolah dalam menjalin kerjasama dengan pers harus memerhatikan kaidah atau pedoman tertentu, hal ini dimaksudkan agar sekolah tidak menjadi bahan berita saja bagi pers, namun ada unsur kebermanfaatan bagi kedua belah pihak. Sekolah perlu memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang dijadikan acuan sekolah dalam menjalin kerjasama dengan pers. Kegiatan apa yang boleh dipublikasi dan kegiatan apa yang tidka boleh dipublikasikan kepada pers harus ditentukan dengan jelas.
Beberapa pedoman dalam menjalin hubungan kerjasama dengan pers menurut Benty dan Gunawan (2015: 126) adalah: (1) berbicara dari sudut pandang kepentingan publik, bukan kepentingan organisasi; (2) membuat berita yang mudah digunakan dan dibaca; (3) jika sekolah tidak ingin beberapa pertanyaan dikutip, jangan membuat pernyataan itu; (4) nyatakan fakta paling penting di awal; (5) jangan berdebat dengan reporter, sekolah bisa jadi kehilangan kendali diri; dan (6) jika sebuah pertanyaan mengandung bahasa yang menyinggung atau kata yang tidak disukai, jangan mengulanginya atau menyangkalnya.

I.       Prinsip dalam Membina Hubungan dengan Pers
Hubungan masyarakat mempunyai pengertian yakni kegiatan komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah atau timbal balik. Salah satu kerja sama yang dijalin hubungan masyarakat dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik, keduanya merupakan teknik yang paling umum dan dapat dilaksanakan oleh pihak sekolah. Kedua media ini saling berkaitan dan saling berhubungan. Dalam melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat setidaknya pihak sekolah harus menyeimbangkan penggunaan media cetak dan media elektronik agar penyebaran informasi yang diharapkan sekolah dapat tercapai.
Hubungan sekolah dan pers harus dibina dengan baik sebagai wujud kerjasama yang saling menguntungkan. Pembinaan ini berkaitan dengan kaidah pemberitaan, etika pemberitaan, dan etika per situ sendiri. Pembinaan hubungan sekolah dengan pers dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman kedua belah pihak, terutama terkait dengan isi pemberitaan yang akan dipublikasikan. Sekolah perlu memerhatikan prinsip-prinsip pembinaan hubungan sekolah dengan pers. Sekolah dan pers akan dapat memosisikan diri sesuai dengan tugas dan bidang kerjanya, serta akan menjadi mitra dalam mengembangkan tujuan pendidikan. Hal ini menjadi krusial, karena pers dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan dapat membentuk opini publik.
Beberapa prinsip dalam membina hubungan sekolah dengan pers menurut Jefkins dalam Benty dan Gunawan (2015:126) adalah: (1) memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerjasama dan hubungan timbal balik; (2) menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya; (3) memasok naskah informasi yang baik; (4) melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi; (5) penyediaan fasilitas yang memadai; dan (6) membangun hubungan secara personal dengan media. Pedoman tersebut dapat dijadikan acuan sekolah dalam menjalin kerjasama dengan pers.
Menurut Anggoro (2001: 155) ada sejumlah prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh setiap praktisi humas dalam menciptakan dan membina hubnungan pers yang baik. Prinsip -prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Memahami dan melayani media. Dengan berbekal semua pengetahuan diatas, seorang praktisi humas akan mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga akan dapat menciptakan suatu hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan.
2.      Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para praktisi humas harus senantiasa siap menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah ia akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu maka komunikasi timbal-balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan dipelihara.
3.      Menyediakan salinan yang baik. Misalnya saja menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi input langsung melalui komputer (teknologi ini sangat memudahkan koreksi dan penyusunan ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita atau news release), penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat menjadi semakin penting.
4.      Bekerja sama dalam penyediaan materi. Sebagai contoh, petugas humas dan jurnalis dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau tamu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.
5.      Menyediakan fasilitas verifikasi. Para praktisi humas juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Contoh konkretnya, para jurnalis itu diizinkan untuk langsung menengok fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak diberitakan.
6.      Membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang kukuh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja sama, dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Media merupakan kata jamak dari medium, yakni wahana untuk menyampaikan pesan-pesan humas. Bentuknya bervariasi, yakni media pers (koran, majalah), radio, televisi, media luar ruangan, dan sebagainya. media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan jumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Sedangkan media elektronik merupakan sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern misalnya radio, televisi, film, dan internet. terdapat beberapa jenis media massa yaitu: (1) media cetak; dan (2) media elektronik. fungsi semua jenis media massa memiliki banyak kesamaan. Semuanya memiliki fungsi informasi, pendidikan, dan hiburan. Hanya untuk media cetak ditambah fungsi kontrol sosial dan diberi peranan pengawasan, kritik, dan koreksi. Media cetak misalnya surat kabar; majalah; tabloid; buku teks; newsletter; dan buletin.




DAFTAR RUJUKAN

Anggoro, M. 2001. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara.
Benty, D., dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Malang: UM PRESS.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Online), (http://kbbi.web.id/media, diakses tanggal 11 Februari 2016).

Muis, A. 2001. Indonesia di Era Dunia Maya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar