BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki
mampu mengembangkan diri secara optimal. Layanan khusus ini sangat dibutuhkan
guna menentukan masa depan dengan cara membantu mengatasi masalah-masalah yang
menghambat peserta didik.
Akan tetapi seringkali BK hanya dipandang sebelah
mata, yang bisa dikatakan tidak membantu
masalah speserta didik sekali pun dan hanya dipandang sebagai satpam sekolah
yang selalu ingin tau masalah yang dihadapi peserta didik.
Untuk itu demi membantu pembaca memahami arti
penting bimbingan dan konseling (BK) penulis akan membuka pandangan tentang BK
dengan memberikan gambaran BK SMKN 02 Malang.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud bimbingan dan konseling?
2. Tujaun
diadakannya bimbingan dan konseling?
3. Apa
fungsi bimbingan dan konseling?
4. Apa
prinsip bimbingan dan konseling?
5. Apa
asas bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengertian bimbingan dan konseling
2. Untuk
mengetahui tujuan bimbingan dan konseling
3. Untuk
mengethui fungsi bimbingan dan konseling
4. Untuk
mengetahui prinsip bimbingan dan konseling
5. Untuk
mengetahui asas bimbingan dan konseling
D. Landasan
teori
1. Pengertian
Bimbingan Konseling di Sekolah
Istilah bimbingan (guidance) dan konseling
(counseling) memiliki hubungan yang sangat erat dan merupakan kegiatan yang
integral. Dalam praktik sehari-hari istilah bimbingan selalu digandengkan
dengan istilah konseling yakni bimbingan dan konseling (guidance and
counseling). Konseling merupakan salah
satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara
memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan
tanpa konseling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa
pengobatan.
2. Tujuan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan
konseling bertujuan membantu peserta didik
mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan,
sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai: (a)
kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, (b) kehidupan yang produktif
dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan individu-individu lain,
(d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan
demikian peserta didik dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat
umumnya
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan
untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu;
(2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri;
(4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan pribadi
dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan
bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam
lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan
teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Secara khusus
tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: (1)
mengembangkan seluruh potensinya seoptimal
mungkin; (2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3)
mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi
kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi
kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6)
memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah
tersebut. Bimbingan dan konseling
bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi
dirinya seoptimal mungkin atau
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang
harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan,
yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan
(accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
3. Fungsi
Bimbingan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah
fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling.
Fungsi-fungsi
tersebut adalah :
a.
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman meliputi :
1) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik
terutama oleh pesert didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik
(termasuk didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta
didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
3) Pemahaman lingkungan yang lebih luas
(termasuk didalamnya informasi jabatan/pekerjaan, informasi social dan
budaya/nilai-nilai) terutama oleh peserta didik.
b.
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan
kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c.
Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
d.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap
dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai
hasil sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang
dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
4. Prisip-Prisip
Bimbigan Konseling di Sekolah
Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan
tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai
aspek operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam layanan bimbingan
dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip yaitu:
a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran
layanan.
1.
Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
2.
Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
3.
Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama
kepada perbedaan individual yagn menjadi orientasi pokok pelayanan.
b. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan
individu.
1.
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta
dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh
lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
2. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan
merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program
layanan.
1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari
integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu
program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program
pendidikan serta pengembangan peserta didik
2. Program bimbingan dan konseling harus
fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga
program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidik yang terendah sampai tertinggi
3. Terhadap isi dan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling perlu
diarahkan
yang teratur dan terarah
d.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
1.
Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
2.
Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan
karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain
3. Permasalahan individu harus ditangani oleh
tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
4. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain
dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan
5.
Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu
yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri.
5. Asas-Asas
Bimbingan Konseling di Sekolah
Penyelanggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip
bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas
asas-asas akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan
layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan
menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan
kegiatan dengan membayar SPP penuh itu sendiri. Asas-asas itu sendiri ialah :
a.
Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki
dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar
tejamin.
b.
Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan
dan konseling yang mengkehendaki adanya kesukarelaaan dan kerelaan peserta
didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan
seperti itu.
c. Asas keterbukaan
d.
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap trerbuka dan tidak berpura-pura,
baik di dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai informasi dan
materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru
Pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien).
Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan.
Agar peserta didik dapat terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
e.
Asas kegiatan, yatiu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.
f. Asas kemandirian, yaitu bimbingan dan
konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu :
peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yagn mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru
Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling
yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
g.
Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek
sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik
(klien) dalam kondisinya sekarang. ada
dan apa yang dapat diperbuat sekarang.
h.
Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
i.
Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan
Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
j.
Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan dan pelaksanaannya tidak berdasarkan
norma-norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien)
memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
k.
Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik
bimbingan dan konseling.
l.
Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien)
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru
Pembimbing dapat menerim alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
ahli lain dan demikian pula Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus
kepada Guru Mata Pelajaran/Praktik dan ahli-ahli lain.
m.
Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada
peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus
dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu.
Selain asas-asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu
dikedepankan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas
tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas
dari seluruh kehidupan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu
tidak dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
akan tersendat-sendat atau bahkan berhenti sama sekali.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
layanan bimbingan konseling di SMKN 02 malang kelebihan dan kekurangannya
pelayanan, serta bagaimana layanan bimbingan dan konseling yang baik dan
diharapkan.
BAB II
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
Dan Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan penelitian kualitatif karena peneliti menekankan pada hasil pengamatan
peneliti.
B. Kehadiran
Penelitian
C. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian
layanan khusus bimbingan dan konseling yaitu:
Nama Sekolah : SMK Negeri 02 Malang
Alamat : Jalan Veteran, No 12 Malang
Jawa Timur
Tanggal : kamis, 18 Oktober 2015
D. Sumber
Data
Sumber
data penelitian layanan khusus bimbingan dan konseling SMK Negeri 02 Malang
diperoleh melalui wawancara dari salah satu guru BK yang bernama Ibu Widya Iswara, S.Pd. selaku guru bimbingan dan
konseling di SMK Negeri 02 malang yang masih aktif bekerja sampai sekarang
E. Prosedur
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data meliputi:
1. Observasi
yaitu metode pengumpulan data, dimana peneliti mencatat hasil informasi yang
berupa pandangan siswa tentang BK SMK Negeri 02 Malang, dan melihat ruangan BK.
2. Wawancara
merupakan percakapan dengan mengajukan pertanyaan yang terstruktur kepada guru
Bk SMK Negeri 02 Malang, dantanyaan tidak pertanyaan tidak terstruktur kepada
salah satu siswa SMK Negeri 02 Malang.
3. Dokumentasi
yaitu cara mengumpulkan dokumentasi pendukung berupa arsip-arsip guru Bk, serta
ruangan BK.
4. Studi
Pustaka dilakukan dengan mencari referensi yang sesuai dengan topic atau tema
yang diteliti. Studi pustaka ini digunakan untuk menunjang kelengkapan data
dalam penelitian.
F. Analisis
Data
1. Pengumpulan
data. Data dikumpulkan oleh peneliti berupa data dari hasil wawancara dengan
salah satu guru BK dan salah satu murid SMK Negeri 02 malang, observasi,
dokumentasi tentang arsip guru BK. Peneliti juga melakukan catatan diskripsi
yang melalui apa yang peneliti lihat, apa yang peneliti dengar, apa yang
peneliti rasakan, apa yang peneliti saksikan. Peneliti juga melakukan catatan
refleksi yang membuat kesan, komentar, dan tafsiran dari peneliti tentang
berbagai temuan yang dijumpai pada saat melakukan penelitian.
2. Redusi
Data merupakan proses pemilihan/ penyederhanaan data-data yang diperoleh dari
wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Setelah melalui proses pemilihan
data, maka data yang penting akan dicantumkan.
3. Penyajian
data, merupakan proses penampilan data dari semua hasil penelitianke dalam
bentuk paparan naratif.
4. Penyimpulan
data yaitu membuat hasil akhir atau penariakan kesimpulan dengan mencari atau
memahami makna kemudian diverivikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan
kembali catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang tepat.
G. Tahap-Tahap
Penelitian
1. Menetapkan
fokus penelitian
2. Menentukan
setting dan subjek penelitian
3. Pengumpulan
data, pengelolahan, dan analisis data
4. Penyajian
data
BAB III
PAPARAN DATA
DAN TEMUAN PENELITIAN
HASIL WAWANCARA
Pewancara :
Sinta Septia Anggra
Narasumber :
Ibu Widya Iswara, S.Pd.
Tanggal/Jam : Kamis, 8 Oktober 2015/ 10.00 Wib.
Tempat :
Smkn 2 Malang
Tema :
Layanan Bimbingan Konseling
WAWANCARA
Sinta :
Bagaimana penggunaan bimbingan konseling (BK) di sekolah ini, apakah hanya
peserta didik yang bermasalah atau peserta didik sering datang dengan sukarela?
Ibu Widya : Tidak, disini pelayanan kami bukan hanya untuk bagi peserta didik
kami menyebutnya bukan bermasalah tetapi siswa unik. Namun pelayanan di sini
untuk seluruh siswa, dan siswa-siswi disini juga tak jarang datang dengan
sukarela.
Sinta : Jika begitu siswa-siswi disini
berarti sudah tidak menganggap bahwa guru BK sebagai satpam atau polisi
sekolah?
Ibu Widya: Tentu tidak, di sini
anggapan guru Bk sebagai satpam atau polisi sekolah sudah memudar, karena dapat
dilihat dari siswa-siswi yang banyak datang untuk melakukan konsultasi dengan
sukarela, dan kami juga sudah memberi pengertian bahwa disini kami berperan
sebagai teman untuk peserta didik.
Sinta : Lalu masalah apa yang sering
dihadapi oleh peserta didik?
Ibu Widya : Masalah yang dihadapi bermacm-macam.Misalnya saja tentang masalah
pribadi contohnya masalah pacaran, berbohong atas data orang tua serta adanya
orang tua bayaran, membolos, masalah
sosial yakni hubungan terhadap teman,
seperti bertengkar, masalah dengan guru maupun cara bersosialisasi yang
lainnya. Masalah di sekolah baik tentang mata pelajaran yang menurut peserta
didik sulit ataupun menghambat dan masalah tentang pengembangan karir.
Sinta : Bagaimana penyelesaian masalah tersebut?
Ibu Widya : Penyelesaian masalah tersebut apabila masalah pribadi seperti
membolos, data palsu seperti tanda tangan orang tua maupun orang tua bayaran,
peserta didik tersebut dipanggil untuk diberikan arahan atau bimbingan. Selain
itu juga memberikan motivasi dan penyadaran untuk tidak melakukan hal atau
perbuatan tersebut. Namun jika peserta didik tersebut mengulangi perbuatannya
berulang-ulang, kami tentuntanya memberikan berupa Surat Peringatan pertama
hingga ketiga. Baru kemudian kami melakukan home visit untuk bekerja sama
dengan orang tua siswa.
Sinta : Bagaimana pelayanan BK terhadap peserta didik baik yang
unik maupun tidak?
Ibu Widya : Untuk siswa unik seperti yang tadi di jelaskan kami memanggil
siswa tersebut untuk diberikan arahan dan pengertian terhadap pelanggarannya. Namun
utnuk peserta didik yang tidak bermasalah kami masuk ke kelas setiap hari 30
menit untuk memberikan informasi dan orientasi kepada peserta didik.
Sinta : Bagaimana dengan personil di layanan BK apakah cukup
untuk melakukan layanan konseling ?
Ibu Widya : Personil atau tenaga kerja BK total berjumlah 8 orang dengan 5
orang perempuan dan 3 orang laki-laki dengan jumlah peserta didik sekitar
±1.300 siswa. Dilihat dari personil dan jumlah peserta didik tersebut
perbandingannya yaitu 1:150 dengan kata lain tentu kami masih mengalami
kesulitan atau kualahan untuk mengatasi masalah peserta didik yang heterogen.
Sinta : Apakah ada upaya untuk penanganan
masalah tersebut ?
Ibu Widya : Kami sudah pernah komplain untuk penambahan jam pelayanan BK,
yakni disini kami berangkat ke sekolah lebih awal dan pulang paling akhir untuk
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Sinta : Apakah ada trik untuk menarik peserta didik agar mau
datang ke ruang BK?
Ibu Widya : Mungkin di sini selain kami menerapkan pelayanan yang ramah dan
menyenangkan, kami juga memfasilitasi peserta didik agar nyaman mulai dari
sarana dan prasarana, warna cat yang cerah dan lingkungan yang bersih.
Sinta : Apakah ada bentuk pengawasan dari
layanan BK terhadap peserta didik?
Ibu Widya : Pasti. Kami melakukan pengawasan dengan melihat presensi siswa
setiap hari serta pengawasan langsung dari memasuki kelas tersebut.
Sinta : Apakah selain pelayanan individu
juga terdapat pelayanan lain?
Ibu Widya : Terdapat beberapa pelayanan yang diberikan kepada peserta didik,
seperti layanan individu, layanan kelompok, layanan bimbingan belajar, layanan
teman sebaya, home visit, observasi dan layanan inklusif.
Sinta : Apakah terdapat pelayanan untuk peserta didik yang
berkebutuhan khusus?
Ibu Widya : Tentu ada. Terdapat layanan inklusif dan ruang khusus untuk
peserta didik tersebut. Seperti autis, tuna rungu dan tuna wicara.
Sinta : Bagaimana pelayanan untuk peserta
didik berkebutuhan khusus tersebut ?
Ibu Widya : Pelayanan tersebut yaitu setiap 1 guru
melakukan pelayanan kepada 5 siswa berkebutuhan khusus dari psikologi.
Sinta : Apakah ada kerja sama baik dengan lingkungan internal
sekolah maupun luar sekolah terhadap pemberian pelayanan BK?
Ibu Widya : Tentu ada. Pelayanan BK disini kami
mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari dalam maupun luar
sekolah. Di dalam sekolah kami bekerja sama dengan TATIB karena memang BK dan
TATIB tidak dijadikan sebagai satu kesatuan. Selain itu juga bekerja sama
dengan bagian kesiswaan dan wali kelas masing-masing maupun guru. Di luar
sekolah kami bekerja sama dengan wali murid, psikolog dan tak jarang juga
bekerja sama dengan BNN untuk sosialisasi masalah narkoba.
Sinta : Apa saja manfaat adanya pelayanan BK
di sekolah?
Ibu Widya : Manfaat pelayanan BK yaitu untuk sekolah dapat membantu
program-program yang sudah di rencanakan oleh sekolah, untuk peserta didik
dapat membantu siswa untuk berkembang secara optimal dan mandiri baik di
sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Sinta : Apakah ada penilaian khusus pada
rapor peserta didik seperti tes?
Ibu Widya : Bukan. Penilaian terhadap peserta didik bukan
berupa tes tapi berupa perkembangan peserta didik itu sendiri dengan nilai
alfabet. Seperti Kerajinan bernilai B, tingkah laku B dan sebagainya.
Sinta : Bagaimana penerimaan tenaga BK di sekolah?
Ibu Widya : Ada dua cara yakni PNS yang telah ditentukan oleh pemerintah dan
GTT, melamar sendiri dengan kebijakan sekolah berupa S1.
Sinta : Bagaimana pelaksanaan administrasi di pelayanan BK?
Ibu Widya : Pelaksanaan administrasi di pelayanan BK tetap ada, yaitu seperti pembuatan silabus,
RPP, program tahunan, menyusun laporan
konseling dan sebagainya.
Sinta : Apa saja kelebihan dan kekurangan
pelayanan BK di sekolah ini?
Ibu Widya : Kelebihan di pelayanan BK disini yang mungkin membedakan dengan
pelayanan BK pada sekolah lain yaitu yang pertama adalah luas ruangan. Di sini
pelayanan BK mempunyai ruangan yang cukup luas dan memadai. Bukan hanya satu
ruang saja tetapi terdiri dari beberapa ruangan. Biasanya pada sekolah lain
ruangan BK yang di sediakan hanya beberapa petak atau berukuran kecil. Sedangkan disini berbeda. Ruang BK untuk
tenaga perempuan ditempatkan pada tempat yang berbeda dengan tenaga BK laki-laki.
Yang kedua adalah tenaga BK atau personil BK di sini berjumlah 8 orang. Terdiri
dari 5 orang tenaga BK perempuan dan 3 orang laki-laki. Program yang
dilaksanakan disini juga berjalan dengan lancar.
Kekurangan
di pelayanan BK disini yaitu masih banyak yang menilai bahwa kinerja pelayanan
BK hanya sedikit, padahal sebenarnya penanganan atau pekerjaan yang harus
dikerjakan juga kompleks. Selain itu
tenaga BK yang berjumlah hanya 8 juga masih mengalami kesulitan terhadap
penanganan peserta didik yang berjumlah sekitar ±1300 siswa, sehingga secara
tidak langsung perbandingan penanganan masalah terhdap peserta didik berkisar
1:150.
BAB IV PEMBAHASAN
Konseling merupakan salah satu teknik pelayanan
bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara
individual (face to face relationship). Bimbingan tanpa konseling ibarat
pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa pengobatan. Artinya bimbingan
konseling (BK) adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Layanan BK
merupakan layanan khusus yang wajib dimiliki setiap sekolah, karena BK sangat
membantu terciptabya program-program sekolah serta membantu mengatasi masalah
yang timbul melihat dari semua sudut pandang. Tujuan diadakannya BK yaitu untuk
membantuk siswa, tenaga pendidik, bahkan sekolah dalam menselaraskan pemikiran,
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Membantu program sekolah, serta
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Untuk itu SMKN 02
malang sangat memperhatikan layanan BK yang diberikan baik kepada siswa yang
berkebutuhan khusus maupun siswa yang memiliki keadaan sebagaimana mestinya.
Layanan BK SMKN 02 malang sangat memperhatikan
prinsip yang berkenaan dengan sasaran, masalah individu, program layanan, da
tujuan pelaksanaan pelayanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah yang
berkunjung ke SMKN 02 Malang (studi banding layanan BK), banyaknya siswa yang
sangat antusias melakukan bimbingan diruangan BK. Dan selain itu banyaknya
rekan atau patner BK dalam melakukan bimbingan, dan sering kali BK merupakan
alternative terbaik dalam menyelesaikan tugas siswa serta banyaknya penghargaan
yang diterima BK SMKN 02 Malang.
Layanan yang diberikan bukan untuk siswa yang unik
(bermasalah), melainkan siswa yang berprestasi, sehingga kesan yang ada dibenak
siswa, BK bukan tempat siswa-siswa yang bermasalah melainkan tempat siswa yang
berprestasi juga.
BK SMKN 02
malang memberikan layanan bukan sebagai satpam sekolah yang selalu ngin tau
masalah yang dihadapi siswa melainkan sebagai teman atau sahabat siswa yang
siap membantu siswa dalam memberikan alternative-alternatif pemecahan masalah
kepada siswa dengan sikap yang ramah, tidak menyalahkan siswa, mengerti kondisi
siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan aman apabila bercerita pada guru BK.
Siswa juga diberi pilihan boleh memilih guru BK siapa saja yang dianggapnya
paling nyaman untuk menceritakan masalanya tersebut.
SMKN 02 Malang juga mengadakan layanan bimbingan
teman sebaya, yang anggotanya pertama melakukan dengan sukarela, tetapi
kemudian diadakan perekrutan, yang hal ini sangat efektif membantu siswa yang
unik tersebut. Selain itu adanya bimbingan kelompok, juga bimbingan bakat serta
minat.
Selain layanan yang baik, sarana dan prasarana yang
dipunyai BK SMKN 02 malang sangatlah lengkap, ada ruangan khusus untuk guru BK
laki-laki dan perempuan, ruangan privat yang disediakan BK SMKN 02 Malang,
perpustakaan BK, ruangan belajar inklusif, serta mushola. Sarana-sarana yang
digunakan ini guna menunjang kenyamanan siswa agar betah berada dalam ruangan BK
selain itu, juga menarik para siswa agar mau selalu berkunjung di ruangan BK.
ANALISIS SWOT
MANAJEMEN
LAYANAN KHUSUS DI SEKOLAH
|
|
1
|
Layanan Khusus
Bimbingan Dan Konseling
|
2
|
Analisis:
a)
Kekuatan Internal yang sudah ada (ada bimbingan dan layanan
konseling sudah ada, tempat berkonsultasi tentang masalah, tempat
berkonsultasi tentang peluang pendidikan lebih lanjut, tempat berkonsultasi
bakat dan minat dll.)
b)
Kelemahan internal yang sudah ada (sering sekali masalah malah
semakin menyebar luas, masalah siswa semakin rumit karena melibatkan banyak
pihak, pelayanan individu terbentur jam pelajaran, sering sekali guru
mengacuhkan minat siswa)
c)
Peluang eksternal (guru BK bisa bekerjasama dengan guru dan staf
lainnya dalam pengawasan peserta didik)
d)
Tantangan Eksternal (Anggapan siswa tentang guru BK sebagai
satpam/polisi sekolah, kurangnya kepercayaan siswa)
|
3
|
Pertajaman Analisis
a)
Kekuatan Internal: Bimbingan konseling yang dilakukan diharuskan
langsung adanya tatap muka antara siswa yang memiliki masalah dengan guru BK,
ada pula ruangan khusus atau tempat untuk berkonsultasi masalah sekolah,
pendidikan lanjutan atau bakat dan minat, fasilitas juga harus memadai,
menjadikan siswa betah dan nyaman apabila datang keruangan BK, serta
pelayanan guru Bk juga harus ramah terhadap siswa.
b)
Kelemahan Internal:
sering sekali siswa merasa masalah yang
diceritakan kepada guru BK semakin rumit karena melibatkan banyak pihak
seperti guru-guru yang lainnya dan juga merasa kerahasiaan masalahnya tidak
terjamin serta ada pula yang takut kepada guru Bk karena terkadang mereka
merasa dimarahi saat menceritakan masalah yang menjadikan mereka sebagi
pelaku atau penyebab kesalahan tersebut.siswa menceritakan terbentur dengan
jam pelajaran sekolah.
Alternatif Perbaikan Manajemen:
Guru BK bekerjasama dengan guru tata tertib
dan guru lainnya untuk lebih merahasiakan masalah yang di adukan kepada guru
BK dari konsumsi siswa lainnya dan bersikap sewajarnya dan professional dalam
membantu siswa untuk menemukan alternatis pemecahan masalah. Selain itu
pelayanan BK bisa dilakukan pada saat jam sekolah telah usai sehingga siswa
lebih leluasa menceritakan masalahnya.
c)
Peluang Eksternal: Bk bisa bekerjasama bersama tenaga pendidik
maupun staf sekolah dalam mencari penyebab masalah siswa serta pemecahan
masalah siswa, sehingga memudahkan guru Bk untuk memantau siswa tersebut.
d)
Tantangan Eksternal
Kelemahan:
Seringkali siswa merasa guru Bk sebagai satpan yang selalu ingin
tahu masalah yang dihadapi BK, sehingga siswa yang tertutup ,erasa kurang
nyaman dengan kondisi tersebut. Selain itu, sering kali masalah yang dihadapi
siswa menjadi konsumsi public sehingga kepercayaan siswa kurang
Alternatif perbaikan Manajemen:
Guru Bk harusnya bersikap sewajarnya, membuat siswa lebih nyaman
untuk menceritakan masalahnya sendiri tidak dengan pemaksaan, selain itu Bk
juga harus bisa menjaga kerahasiaan siswa.
|
4
|
Penataan
Manajemen Layanan Khusus (bidang Bimbingan dan Konseling)
Tema : “BK Bersahabat”.
a.
Lingkungan BK yakni terdapat ruangan khusus untuk tempat atau
yang kedap suara penceritaan masalah yang dihadapi siswa.
b.
Pelayanan BK, disini pelayanan yang bisa diberika yaitu dengan
keramah tamahan dan selalu bersifat professional.
c.
Teknik Pendekatan kepada Siswa yaitu dengan cara bersikap ramah
tamah, menghilangkan kesenjangan antara guru dan siswa, sering melakukan
pendekatan kepada siswa yang bermasalah.
d.
Pemecahan masalah yaitu sebelumnya BK hanya memberikan
alternative-alternatif kepada siswa untuk menyelesaikan masalah, dan berusaha
tidak membocorkan rahasia siswa.
|
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan
dan Konseling atau yang biasa disebut BK sangatlah dibutuhkan dalam
terselenggaranya pendidikan di Indonesia.Layanan Khusus ini haruslah dimiliki
setiap sekolah untuk membantu siswa-siswa dalam menyelesaikan masalah serta
mengembangkan potensi yang ada. Di SMKN02 Malang bisa diakui layanan Bk sangat
baik, karena mulai sarana dan prasarana sampai pelayanan yang diberikan sangat
menarik siswa untuk datang menceritakan segala hal baik yang menghambat proses
belajar maupun apa yang ingin di kembangkan para siswa tanpa ada paksaan untuk
datang keruang BK. Hal ini menandakan bahwasannya dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan asas BK, BK tidak lagi dipandang sebagai satpam sekolah, melainkan
sahabat para siswa.
B. Saran
Demi
menunjang agar terselenggaranya layanan BK yang lebih baik lagi, seharusnya
sekolah menambah guu atau personil BK, supaya dalam penanganannya bisa diatasi
dengan maksimal.
DAFTAR
RUJUKAN
http://alhada-fisip11.web.unai.ac.id/artikel_detail-74829-pengetahuan%20Akademik-tahaptahap%20penelitian%20kualitatif.html
(muhamad alhada faudillah habib)
nico
fergiyono (http://nicofergiyono.blogspot.co.id/201/5/01/fenomena-judi-bola-online-di-kalangan.html?m=1)
6 januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar